Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi dinilai lebih matang bila bertarung dalam pentas memperebutkan kepemimpinan nasional pada Pemilihan Umum Presiden 2024, bukan pada kontestasi tahun depan.
Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia (Lima) Ray Rangkuti menduga dukungan Zainul Majdi kepada Presiden Joko Widodo pekan lalu bukan untuk mendapatkan imbalan kursi calon wakil presiden (cawapres). TGB, menurut dia, paling banter mendapatkan kursi menteri bila Jokowi terpilih kembali dalam Pilpres 2019.
“Pak TGB butuh satu lompatan untuk menjadi tokoh nasional. Jika jadi menteri di kabinetnya Pak Jokowi, bisa dipastikan sebagai tokoh nasional dan akan berpacu pada 2024 mendatang,” katanya saat dihubungi Bisnis.com, Senin (9/7/2018).
Ray berpendapat sosok cawapres paling tidak harus memiliki modal untuk mengerek elektabilitas calon presiden dan mendapatkan dukungan partai politik. Sayangnya, kedua modal tersebut masih belum dipunyai oleh TGB.
Menurut Ray, Anggota Majelis Partai Demokrat tersebut memang sangat populer di massa pemilih Islam yang menjadi oposan pemerintahan Jokowi. Namun, berpindahnya haluan TGB ke Jokowi dianggap tetap tidak mampu menggiring kelompok tersebut untuk mengalihkan dukungan dari bakal capres Prabowo Subianto.
“Untuk nasional dukungan TGB tak berdampak. Tapi untuk NTB amanlah ke Pak Jokowi. Tahun 2014 kan dukungan ke Pak Prabowo di NTB lumayan,” ujarnya.
Baca Juga
Pekan lalu, TGB menyatakan secara terbuka dukungannya kepada Presiden Jokowi untuk melanjutkan kekuasaan periode kedua.
Ketika berkunjung ke Redaksi Bisnis Indonesia, Senin hari ini, TGB kembali menegaskan tidak ada kesepakatan politik dengan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
“Keputusan saya selalu berdasarkan nilai-nilai agama dan akal sehat,” kata TGB.