Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi merasa tidak melanggar aturan Partai Demokrat ketika menyatakan dukungan kepada Presiden Joko Widodo untuk melanjutkan kekuasaan periode kedua.
Menurut Tuan Guru Bajang (TGB), sapaan Zainul Majdi, dukungan tersebut merupakan sikap pribadi bukan dalam kapasitas sebagai kader Demokrat.
Dia memilih Jokowi berdasarkan pertimbangan bahwa mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut bisa membawa kemaslahatan bagi umat Islam dan bangsa Indonesia.
“Saya tidak merasa melanggar apapun. Saya tidak merasa ada dasar untuk memberikan sanksi karena saya tidak pernah memudaratkan partai,” katanya saat mengunjungi Redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Senin (9/7/2018).
Sejak menjadi anggota Demokrat, TGB merasa dirinya tidak pernah berkontribusi negatif buat nama bekas partai penguasa itu. Sebaliknya, citra Demokrat malah turut terdongkrak karena berbagai prestasi NTB di bawah kepemimpinannya.
“Tentu prestasi NTB ini bukan prestasi pribadi, tapi kolektif kami. Paling tidak saya sudah menghadirkan persepsi bahwa kader partai ini berarti bagus,” ujar TGB.
Baca Juga
Mantan Anggota DPR ini juga selalu mengenang pesan dari Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono agar kader selalu memberi kontribusi positif bagi partai.
Keberhasilan kader dianggap dapat memberikan persepsi baik bagi Demokrat di mata masyarakat.
“Kata beliau partai ini dibangun bukan sekedar gagah-gagahan, tapi buat berkontribusi untuk Indonesia. Saya memaknai kontribusi tidak perlu teriak-teriak ‘kami Demokrat’ tapi dengan kinerja,” tuturnya.
Saat memenangkan Pilgub NTB 2008, TGB merupakan kader Partai Bulan Bintang. Namun, ketika berkontestasi untuk periode jabatan kedua, dia diusung oleh Demokrat setelah bergabung dengan partai itu.
Bahkan, alumnus Universitas Al Azhar tersebut masih duduk di Majelis Tinggi Demokrat, organ tertinggi partai untuk pengambilan keputusan strategis Demokrat yang diketuai oleh SBY.
Sayangnya, sejak menyatakan dukungan kepada Jokowi baru-baru ini, hubungannya dengan Demokrat terlihat renggang.
Bahkan, TGB tidak diundang untuk menghadiri rapat Majelis Tinggi Demokrat di kediaman resmi SBY di Jakarta, siang hari ini.
“Sudah saya cek, saya tidak dapat undangannya. Makanya saya memilih datang ke sini [Redaksi Bisnis Indonesia],” kata TGB.