Dua Parpol Kalahkan 13 Parpol
Lain Makassar, lain Bengkulu, lain pula Padang yang merupakan Ibukota Sumatra Barat.
Persaman Pilwakot Padang dengan di Makassar adalah besarnya dukungan partai politik. Hanya bedanya, kompetisi di Padang berhadapan antara manusia melawan manusia, bukan antara manusia dengan kotak kosong.
Tak tanggung-tanggung, pasangan calon wal kota Emzalmi-Desri Ayunda pada awalnya didukung sebanyak 10 partai politik agar bisa berkuasa selama 2019-2024. Kesepuluh parpol itu adalah Golkar, NasDem, PDIP, Gerindra, Demokrat, Hanura, PKB, PPP, PBB, dan Perindo.
Belakangan masih ada tambahan dukungan dari parpol nonparlemen seperti PSI, Partai Garuda, dan Partai Berkarya sehingga total mendapatkan 13 parpol pendukung.
Deklarasi dukungan tersebut pun dilangsungkan meriah di hadapan ribuan simpatisan maupun tokoh-tokoh partai politik pengusung dan pendukung di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Imam Bonjol Padang, Sumatra Barat.
"Emzalmi sudah teruji menjadi Wakil Wali Kota. Apalagi, dia juga birokrat senior yang pernah menjabat kepala dinas PU, Bappeda hingga Sekda kota Padang, sehingga sepatutnya yang berpengalaman memimpin kota ini," menurut tim penangan pasangan itu.
Sementara itu, di pihak pasangan Mahyeldi-Hendri Septa hanya ada dua parpol pengusung, yakni PAN dan PKS. Kali ini Mahyeldi yang mendapat banyak dukungan dari basis pemilih Islam tersebut merupakan petahana yang harus berhadapan dengan waklinya, Emzalmi.
Apa yang membuat pilwakot ini menarik adalah ternyata dalam perhitungan cepat paslon ini unggul dengan perolehan suara sekitar 62,4% atau hampir dua kali lipat pasangan Emzalmi-Desri meski hanya didukung oleh dua parpol saja. Pesaing Mahyeldi hanya memperoleh 37,6% suara dari 535.265 pemilih tetap meski “dikeroyok” oleh 13 parpol.