Kabar24.com, JAKARTA — Wakil Presiden Jusuf Kalla menyinggung pemilu dan demokrasi dalam acara kuliah umum dihadapan peserta PPRA LVII dan PPRA LVIII 2018 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) di Istana Wakil Presiden RI, Senin (25/6/2018).
Menurutnya, yang paling penting atau inti demokrasi adalah pilihan rakyat termasuk dalam pemilu.
Masyarakat, kata dia, harus memahami bahwa demokrasi adalah sistem. Demokrasi adalah sarana atau cara untuk mencapai tujuan dan bukan tujuan itu sendiri.
“Tujuannya adalah kemakmuran, walfare. Atau tujuannya adalah kemajuan untuk raktat yang adil, sistemnya demokrasi, suara rakyat,” tegasnya.
Dia pun menjelaskan pemahaman demokrasi yang berbeda-beda. Dia mencontohkan, di Singapura pelaksanaan demokrasi sangat berbeda dengan sedikitnya pihak oposisi.
“Di Malaysia juga berbeda, negara lain berbeda, tentu pilihan masing-masing negara untuk menentukan sistem demokrasi,” ujarnya.
Adapun di Indonesia, lanjut dia, demokrasi disesuaikan dengan pengamalan sila keempat dari dasar negara, Pancasila.
“Artinya adalah demokrasi harusnya dengan perwakilan karena itu pemilu. Tapi yang paling pokok dari demokrasi adalah hikmat kebijaksanaan. Jadi kalau DPR bijaksana dalam bentuk kebijaksanaan permusyawaratan perwakilan maka tentu demokrasi akan berjalan dengan baik, karena inti di situ letaknya,” paparnya.
Hal itu diungkapkannya bukan tanpa alasan. Seperti diketahui, 27 Juni nanti akan dilaksanakan pemilu kepala daerah serentak di 171 daerah di Indonesia. Tahun depan akan diselenggarakan pula pemilu legislatif dan pemilihan presiden secara langsung.