Bisnis.com, JAKARTA--Sebuah bom mobil meledak di sebelah timur kota Nangarhar, Afganistan pada Sabtu (16/6/2018) menewaskan sedikitnya 26 orang pada pertemuan pasukan bersenjata Taliban dan Afganistan.
Belasan militan Taliban yang tidak bersenjata sebelumnya memasuki ibu kota Afganistan dan kota-kota lain untuk merayakan Idulfitri. Tentara dan gerilyawan saling berpelukan dan berswafoto dengan ponsel mereka.
Namun, di beberapa provinsi para pemberontak membawa peluncur roket, granat, dan amunisi lainnya.
Seperti dilansir Reuters, Juru Bicara Gubernur Provinsi Nangarhar membenarkan bahwa sebuan bom mobil menyebabkan serangan di kota Ghazi Aminullah Khan di jalan utama Torkham Jalalabad. Dia sebelumnya menyebut kejadian yang merenggut puluhan nyawa itu disebabkan oleh serangan granat roket.
Taliban membantah bertanggung jawab atas serangan tersebut. Pasalnya, Afganistan juga menghadapi pemberontakan dari ISIS dan jaringan terkait Taliban, Haqqani.
"Insiden ini tidak terkait dengan Taliban. Area terjadinya bom tersebut dekat dengan garis depan kami. Beberapa anggota kami pergi ke sana untuk merayakan Idulfitri. Anggota kami juga menjadi korban," ujar juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid kepada Reuters, Sabtu (16/6/2018).
Sebelumnya, Presiden Afganistan Ashraf Ghani menyampaikan pidato tentang rencana memperpanjang gencatan senjata dengan Taliban. Dia juga meminta Taliban untuk memperpanjang gencatan senjata yang ditetapkan selama 3 hari dan berakhir pada Minggu (17/6/2018).