Bisnis.com, JAKARTA - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong -un, dikabarkan takut adanya kudeta saat ia berkunjung ke Singapura untuk pertemuan tingkat tinggi dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Konon Kim khawatir jika pergi jauh dari negaranya bisa memicu upaya kudeta militer atau upaya internal lain untuk menggulingkan dirinya, ungkap sebuah sumber seperti yang dilaporkan oleh Washington Post, 23 Mei 2018.
Selain takut akan kudeta, Kim juga khawatir soal logistik perjalanan, termasuk mamastikan pesawatnya cukup bahan bakar untuk penerbangan sejauh 6.000 mil dan bagaimana menerapkan pengamanan saat ia di Singapura.
Saat pertemuan Kim dengan menteri luar negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo pada awal bulan Mei, Kim Jong-un menjanjikan untuk mempercepat pelucutan nuklir di Semenanjung Korea. Namun, dia masih ragu dengan janji Amerika Serikat yang menjamin keamanannya.
Keraguan Kim Jong-un bukan tidak mungkin, pasalnya pejabat Korea Utara mengkhawatirkan bagaimana mantan pemimpin Libiya, Moamar Khaddafi, tewas secara mengenaskan di tangan rakyatnya sendiri yang didukung oleh negara barat meskipun Khaddafi telah melucuti senjata nuklirnya pada 2011 sejak 8 tahun sebelumnya.
Keraguan ini muncul setelah penasihat keamanan nasional Amerika Serikat, John Bolton, mengeluarkan pernyataan yang dikritik oleh Korea Utara yang mengatakan ingin menerapkan "Model Libya" untuk pelucutan senjata nuklir Korea Utara.
Baca Juga
Namun, Trump berjanji dalam pernyataannya pada Selasa 22 Mei kemarin, akan menjamin keamanan Kim Jong-un dan dia akan tetap berkuasa apapun kesepakatan nanti.
"Saya menjamin keamanan dia. Dia akan selamat dan senang, negaranya akan makmur, dan sejahtera," tutur Trump.
Donald Trump juga sempat mengungkapkan keraguannya soal pertemuan dengan Kim Jong-un, setelah Korea Utara mengkritik latihan tempur gabungan Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Di samping keraguan pihak Korea Utara dan Amerika Serikat, presiden Korea Selatan Moon Jae-in optimistis pertemuan Kim Jong-un dan Donald Trump berjalan lancar.