Bisnis.com, JAKARTA -- Dewan Keamanan (DK) PBB mengutuk serangkaian aksi teror bom mematikan yang terjadi di Surabaya sejak akhir pekan lalu.
"Anggota Dewan Keamanan mengutuk serangan yang dilakukan secara kejam dan pengecut terhadap gereja Kristiani dan kantor polisi yang terjadi di Surabaya," demikian pernyataan DK PBB dalam situs resminya, Selasa (15/5/2018).
Serangan terhadap tiga gereja terjadi pada Minggu (13/5), sedangkan aksi bom di Markas Polres Surabaya terjadi sehari setelahnya. Di luar pelaku, setidaknya 14 orang tewas akibat rentetan aksi yang diyakini diotaki Jamaah Ansharut Daulah (JAD) tersebut.
"Anggota Dewan Keamanan menyampaikan simpati terdalamnya dan berduka cita untuk keluarga para korban dan Pemerintah Indonesia," demikian pernyataan itu disampaikan sebagaimana dikutip CNN.com, Selasa (15/5).
Selain itu, lembaga tersebut turut mendoakan para korban luka agar lekas membaik. DK PBB juga menegaskan bahwa terorisme dalam bentuk apapun merupakan ancaman paling serius bagi keamanan dan perdamaian internasional.
Badan internasional tersebut juga mendorong semua negara, sesuai dengan kewajiban masing-masing di bawah hukum internasional dan resolusi yang telah dikeluarkan untuk bekerja sama aktif dengan Pemerintah Indonesia dan semua pihak terkait.
"Anggota Dewan Keamanan menegaskan perlunya semua negara untuk memerangi, sesuai Pakta PBB dan kewajiban lain di bawah hukum internasional, hukum pengungsi internasional dan hukum HAM internasional, ancaman bagi keamanan dan perdamaian internasional akibat tindakan teroris," lanjut DK PBB.
Aksi teror itu diduga dilakukan oleh tiga keluarga, termasuk anak-anak. Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan pihaknya menyelidiki kasus ini dengan asumsi serangan dilakukan atas perintah ISIS untuk membalas pemenjaraaan Aman Abdurahman, pemimpin JAD.