Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia Membela, Negara Barat Siap Serang Suriah

Upaya untuk menghindari konfrontasi militer di Suriah di Dewan Keamanan PBB gagal setelah Rusia dan negara-negara Barat tidak menemukan titik kompromi soal tanggapan dunia internasional terkait penggunaan senjata kimia di jazirah Arab tersebut.
Tentara Rusia dan Suriah di Ghouta Timur, Damaskus./Reuters
Tentara Rusia dan Suriah di Ghouta Timur, Damaskus./Reuters

Kabar24.com, JAKARTA - Upaya untuk menghindari konfrontasi militer di Suriah di Dewan Keamanan PBB gagal setelah Rusia dan negara-negara Barat tidak menemukan titik kompromi soal tanggapan dunia internasional terkait penggunaan senjata kimia di jazirah Arab tersebut.

Masing-masing pihak saling menolak proposal untuk mendirikan sebuah badan yang bertujuan untuk melakukan penyelidikan atas penggunaan gas racun di Suriah.

Delegasi AS menyatakan telah melakukan segala upaya untuk mengakomodasi pendapat Rusia. Sedangkan Rusia menyatakan bahwa isu racun kimia senagaja digunakan oleh AS dan sekutunya sebagai ‘prakondisi’ untuk menyerang Suriah sebagaimana dikutip Theguardian.com, Rabu (11/4/2018).

AS, Prancis dan Inggris sepakat untuk melakukan serangan militer untuk menghukum rezim Bashar al-Assad. Negara tersebut menilai Bashar bertanggung jawab atas serangan gas kimia yang terakhir di Douma pada 7 April lalu. Serangan di pinggiran kota Damaskus itu menewaskan lebih dari 45 orang.

Ketegangan di kawasan Mediterania itu ditandai dengan aksi pesawat tempur Rusia yang terbang di atas kapal Angkatan Laut AS dan kapal induk milik Prancis yang dipersenjatai peluru kendali.

Pihak Prancis menyatakan siap melakukan serangan militer ke fasilitas gudang senjata kimia Suriah karena menduga ada serangan gas klorin baru-baru ini di Ghouta timur yang dikuasai pemberontak, kata jurubicara pemerintah Benjamin Griveaux.

“Jika garis merah telah disilangkan, akan ada tanggapan,” katanya kepada radio Eropa 1, seraya menambahkan bahwa intelijen yang dimiliki oleh Presiden Emmanuel Macron dan Presiden AS Donald Trump melaporkan penggunaan senjata kimia.

Dalam sebuah pembicaraan telepon pada Senin malam, kedua pemimpin itu kembali membahas serangan kimia terbaru yang diduga dalam perang sipil Suriah, di kota Douma dekat Damaskus, Sabtu (7/4/2018).

Petugas penyelamat dan petugas medis di Douma mengatakan, sedikitnya 60 orang tewas setelah serangan gas beracun yang dicurigai di kantong terakhir yang dikuasai pemberontak dari kubu oposisi.

Prancis telah berulang kali memperingatkan, bahwa bukti penggunaan senjata kimia di Suriah adalah “garis merah” yang akan mendorong Prancis menyerang pasukan rezim Suriah.

Presiden donald Trump mengatakan Senin lalu bahwa pihaknya memiliki banyak pilihan militer dan akan segera melakukan serangan.
Pada April tahun lalu, Trump meluncurkan serangan rudal jelajah terhadap pangkalan udara Suriah dalam waktu 72 jam dari serangan kimia dilakukan.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper