Kabar24.com, JAKARTA -- Baru-baru ini selebriti asal Indonesia, Syahrini, harus merasakan kecaman netizen karena postingannya di media sosial yang tidak menghormati nilai sejarah dari Berlin Holocaust Memorial.
Dalam foto yang diunggah pada akun Instagramnya, Rabu (21/3/2018) Syahrini terlihat berdiri di atas lempengan beton bersama seorang rekannya. Tidak lama setelah itu postingan tersebut dihapus oleh artis yang panggilan akrabnya Princess Syahrini tersebut.
Padahal aturan setempat secara keras melarang pengunjung menginjak, duduk-duduk, melakukan aksi vandalisme, melontarkan perkataan kasar, bahkan pengunjung dianjurkan untuk tidak berswafoto atau selfie.
Tidak berhenti sampai disitu, kontroversi Syahrini di Holocaust Memorial ternyata berlanjut pada video pendek yang juga diunggah melalui instagram story, sebuah fitur Instagram.
Dalam video pendek tersebut Syahrini menyebutkan komentar tidak layak terhadap sejarah pembantaian Nazi terhadap kaum Yahudi.
Dia dinilai tidak memiliki empati terhadap sejarah genosida yang mengakibatkan 6 juta kaum Yahudi terbunuh.
Kasus pelanggaran norma di tempat bersejarah Holocaust Memorial ini ternyata sudah sangat sering terjadi bersamaan dengan tingginya jumlah wisatawan di Jerman dan berkembangnya teknologi.
Dilansir melalui Washington Post Online, Berlin Holocaust Memorial memang tidak secara tertulis melarang wisatawan untuk berswafoto meskipun sejumah staf keamanan ditugaskan untuk meminta pengunjung agar tidak memanjat ke atas lempengan beton.
Para pemimpin Yahudi mengatakan mereka sendiri tidak yakin dengan larangan swafoto dapat membantu para pengunjung mengerti nilai dari sebuah sejarah.
"[Kita] tidak mungkin membuat peraturan dan memaksakannya. Perilaku seseorang tidak selalu sesuai dengan keinginan kita tetapi kami harap situs ini dapat mengingatkan kita terhadap sejarah Holocaust," kata Deidre Berger, Direktur Kantor Komite Yahudi Amerika, di Berlin.
Kurangnya informasi dan pengetahuan terhadap sejarah yang dimiliki oleh sebuah tempat seringkali menciptakan masalah bagi wisatawan.
Di negara sendiri saja misalnya, masih banyak pengunjung yang tidak menghormati nilai sejarah pada sebuah situs atau monumen.
Seringkali kita temukan pengunjung yang membuang sampah sembarangan, coretan-coretan aksi vandal di dinding-dinding bangunan, bahkan sampai merusak alat peraga.