Kabar24.com, JAKARTA - China mengirim kapal induknya, Liaoning, melintasi selat sempit yang memisahkan wilayahnya dengan Taiwan, negara yang dianggap Beijing sebagai provinsi pembangkang.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Pertahanan Taiwan Yen Teh-fa dalam laporan media lokal, sebagaimana dikutip Reuters pada Rabu (21/3/2018).
Sebelum mengambil langkah itu, Presiden China Xi Jinping memperingatkan Taiwan akan dihadapkan pada "hukuman bersejarah" atas upaya separatisme.
Berbicara di hadapan Parlemen Taiwan, Menhan Yen Teh-fa mengatakan kapal induk China merupakan satu-satunya yang memasuki selat itu kemarin.
Yeng mengatakan kementeriannya memantau secara ketat pergerakan Liaoning di perairan tersebut. Akan tetapi, Kementerian Pertahanan China belum merespons pertanyaan terkait peristiwa itu.
Taiwan menyatakan China telah meningkatkan latihan militer di sekitar pulau tersebut dalam setahun terakhir. Kedaulatan pulau itu menjadi salah satu isu paling sensitif China yang berpotensi jadi perseteruan militer.
Baca Juga
Sikap keras China terhadap Taiwan meningkat sejak presiden dari partai pro-kemerdekaan, Partai Demokrat Progersif tersebut terpilih sebagai pemimpin. China mencurigai Presiden Tsai Ing-wen ingin mengupayakan kemerdekaan secara resmi. Langkah itu tidak bisa diterima para petinggi Partai Komunis, meski Tsai berulang kali menyatakan ingin mempertahankan status quo.
Kementerian Urusan Taiwan di Beijing pada Senin (19/3/2018) menyatakan kemarahan atas pernyataan Perdana Menteri Taiwan William Lai yang menyebut negaranya merdeka dan berdaulat. Pernyataan Lai dianggap "provokasi serius" dan Taiwan tidak mungkin bisa jadi negara.
China juga marah karena Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandatangani undang-undang yang mendorong AS untuk mengirim pejabat senior ke Taiwan dan sebaliknya.
Wakil Menteri Luar Negeri Alex Wong berada di Taiwan pekan ini dan dijadwalkan untuk berbicara di sebuah acara bisnis di Taipei dengan Tsai.