Kabar24.com, JAKARTA—Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mendapat apresiasi karena langkahnya yang terus melakukan muhibah, mengunjungi para ulama, organisasi keagamaan, dan pondok pesantren beberapa hari belakangan ini.
Seperti diketahui belakangan Kapolri rajin rajin melakukan pendekatan alias PDKT kepada kalangan umat Islam.
Pengamat Sosial dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Siti Napsiah mengemukakan pandangan masyarakat selama ini bahwa Kapolri jauh dari umat Islam ternyata salah. Menurutnya, belakangan ini Kapolri dinilai sangat dekat dengan sejumlah tokoh agama Islam, ulama dan pondok pesantren.
“Kesan seolah Kapolri jauh dengan kalangan Islam sudah pupus dan pernyataan-pernyataan Kapolri yang fokus pada persatuan bangsa dengan umat Islam adalah bagian dari bangsa ini, dapat dipahami,” tuturnya, Minggu (11/3/2018).
Dia menjelaskan pada beberapa kesempatan Kapolri juga sempat menyampaikan sikapnya bahwa persatuan bangsa adalah segalanya. Sehingga, lanjutnya, penting bagi umat Islam untuk tidak terpecah-pecah, tidak mudah diadu domba, tidak mudah dihasut. Termasuk mau ber-tabayyun atas informasi yang masuk dan bijak menggunakan sosial media, seperti kabar adanya 45 isu penyerangan ulama yang ternyata hanya 3 yang benar.
“Pak Tito menerangkan secara gamblang alur kasusnya, mana yang benar, mana yang hoax. Pesannya sampai, betapa setiap isu jika tidak ditanggapi dengan cepat bisa berujung kisruh. Itu karena power of social media,” kata Siti.
Baca Juga
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengakui pihaknya masih belum menemukan titik terang terkait adanya upaya sistematis di balik kasus penyerangan terhadap ulama.
Pasalnya, ada sekitar tiga kasus penyerangan ulama yang pelakunya sama-sama orang tidak waras dan kejadiannya berdekatan waktunya.
Menurutnya Tito, peristiwa tersebut adalah peristiwa sepintas, namun insiden itu seringkali banyak dibumbui ketika disebarkan ke media sosial, seolah-olah ada serangan sistematis kepada para ulama.
“Jadi penyerangan sistematis terhadap para ulama itu tidak pernah ada. Itu hanya dibuat-buat. Lagi pula, siapa yang berani menyerang ulama, akan berhadapan dengan saya,” ujarnya.