Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Festival Tahun Baru Imlek Lambungkan Konsumsi China

Tradisi China merayakan Festival Musim Semi dan Tahun Baru Imlek melambungkan tingkat konsumsi masyarakat untuk barang-barang berteknologi tinggi, selain menikmati makan atau menonton film.
Seorang pria melihat seorang anak laki-laki bermain di taman Badachu saat perayaan Festival Musim Semi menandai Tahun Baru Imlek di Beijing./Reuters
Seorang pria melihat seorang anak laki-laki bermain di taman Badachu saat perayaan Festival Musim Semi menandai Tahun Baru Imlek di Beijing./Reuters

Kabar24.com, JAKARTA - Tradisi China merayakan Festival Musim Semi dan Tahun Baru Imlek melambungkan tingkat konsumsi masyarakat untuk barang-barang berteknologi tinggi, selain menikmati makan atau menonton film.

Saham konsumen daratan China untuk pariwisata dan perfilman naik signifikan pada Kamis (22/2/2018) pagi, setelah libur festival selama seminggu, disokong oleh kuatnya nilai sektor pariwisata dan perfilman.

Analis dari China International Capital Corp. menuliskan dalam laporannya bahwa mereka memprediksi kenaikan pendapatan sektor perfilman akan tumbuh lebih dari 25% pada 2018.

Kemudian, data kereta api China, sepanjang Tahun Baru Imlek 2018 mencatat sekitar 390 juta penumpang bepergian menggunakan kereta api, bahkan hinga 8,8% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Sementara itu, banyak pabrik dan perkantoran China yang tutup selama libur panjang yang menyebabkan terjadinya migrasi terbesar di planet ini.

Festival Tahun Baru Imlek Lambungkan Konsumsi China

Adapun Mintel memprediksi bahwa pertumbuhan pariwisata domestik selama festival Negeri Panda maupun festival dari Negeri Barat akan meningkat ke 15% compound annual growth rate (CAGR) di antara 2015-2020.

Menurut Matthew Crabbe, Direktur Tren Regional di Mintel, pengeluaran selama liburan adalah salah satu area pertumbuhan yang kuat di tengah-tengah ekonomi konsumsi dewasa ini.

“Pengeluaran untuk pariwisata juga membantu internasionalisasi pengaruh belanja China. Faktanya, ekonomi konsumsi dan festival ritel tidak hanya tentang membeli produk, tetapi juga hiburan, layanan, dan pariwisata,” kata Crabbe seperti dikutip dari rilis Mintel, Kamis (1/3/2018)

Penelitian Mintel juga menyebut bahwa fokus pengeluaran masyarakat China selama libur panjang adalah untuk makanan. Sebanyak 67% masyarakat China membeli makanan festival dan 65% membeli makanan untuk dimakan di rumah.

Seperti diketahui, melalui festival masyarakat bisa saling berinteraksi sehingga menjadi faktor pendorong membeli banyak makanan, dan sebagai hadiah (sebesar 52%).

Festival Tahun Baru Imlek Lambungkan Konsumsi China

Selain itu, peneliti dari China Minsheng Banking Corp. Wen Bin mengatakan bahwa investasi infrastruktur beberapa tahun belakangan juga telah memperbaiki beberapa fasilitas lokal, di antaranya bioskop dan telekomunikasi.

Oleh karena itu, masyarakat berusia muda dapat mendapatkan akses yang lebih baik untuk sektor hiburan dan meningkatkan level konsumsi di masa depan.

“Keinginan yang kuat untuk pengeluaran tidak hanya berkontribusi dari domestik, tetapi juga permintaan global,” katanya, seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (22/2/2018).

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan China, penjualan di restoran dan pusat perbelanjaan melonjak 10,2% menjadi 926 miliar yuan, setara dengan US$146 miliar, di sepanjang 15-21 Februari 2018, dibandingkan dengan tahun lalu.

Mereka menekankan bahwa robot penyapu lantai merupakan item yang banyak dibeli.

Festival Tahun Baru Imlek Lambungkan Konsumsi China

Administrasi Pariwisata Nasional China menyebut revenue untuk turis domestik meningkat 12,6% menjadi 475 miliar yuan (sekitar US$75 miliar), dengan Asia Tenggara menjadi tempat tujuan wisata favorit.

Data pengeluaran itu menggarisbawahi pergeseran jangka panjang China menuju perekonomian yang dipimpin oleh konsumsi, menjauh dari investasi gaya lama dan pertumbuhan ekspor.

Data survei manajer pembelian untuk Februari yang dirilis pekan depan akan memberi banyak petunjuk tentang apakah ekonomi terbesar kedua di dunia ini akan mempertahankan kecepatannya dari 2017, ketika mereka menyuarakan bahwa tahun itu merupakan percepatan ekonomi pertama sepanjang tahun sejak 2010.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Nancy Junita

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper