Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Luar Negeri RI bekerja sama dengan Universitas Indonesia telah menyelenggarakan MIKTA Goes to Campus (MGTC)yang pertama kalinya.
"MIKTA Goes to Campus merupakan salah satu upaya memperkenalkan MIKTA lebih jauh kepada masyarakat luas, khususnya mahasiswa dan akademisi, dan menyosialisasikan keketuaan Indonesia pada MIKTA," kata Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral, Febrian A. Ruddyard, mengutip keterangan resminya, Kamis (8/2/2018).
Program MGTC akan diadakan beberapa kali di sejumlah universitas di Indonesia sebagai bagian dari program outreach dan people-centred.
Indonesia merupakan Koordinator forum kerja sama Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia (MIKTA) untuk periode 2018 dan mengusung tema
Tema MGTC adalah “Fostering Creative Economy and Contributing to Global Peace". Tema ini sejalan dengan upaya mewujudkan perdamaian dan keamanan internasional, dimana saat ini Indonesia mencalonkan sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020.
Selain itu, tema ini memberikan penekanan pada pentingnya pertumbuhan ekonomi yang ditopang oleh ekonomi kreatif.
"Kegiatan MIKTA Goes to Campus hari ini diharapkan dapat menjadi wadah sosialisasi pentingnya peran kerja sama MIKTA dalam menangani berbagai tantangan global", tegas Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Arie Setiabudi Soesilo.
Kegiatan yang mengambil format talk show itu menghadirkan Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral, Duta Besar Meksiko dan perwakilan dari Kedutaan Besar Korea Selatan, Turki dan Australia, serta melibatkan akademisi dan think tankguna menjaring masukan terkait peningkatan peran dan kerja sama MIKTA di tingkat global.
Hadir pada acara tersebut ratusan mahasiswa dan akademisi Indonesia dari berbagai perguruan tinggi seperti Universitas Nasional, Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Universitas Darussalam Gontor, dan Universitas Al Azhar Indonesia
Beberapa topik pembahasan pada MGTC antara lain meliputi inisiatif program pada berbagai masa keketuaan, capaian kerja sama, peluang dan tantangan utama, serta prospek MIKTA ke depannya.
Para pembicara menggarisbwahi potensi besar MIKTA untuk mengembangkan keterbukaan, memberi pengaruh signifikan di masing-masing kawasan negara MIKTA, serta membentuk global policy broker dan hub jaringan global berbagai pihak berkepentingan.
"Fleksibilitas, informalitas dan keanekaragaman MIKTA merupakan kekuatan dan modalitas untuk menciptakan kesejahteraan, stabilitas dan perdamaian dunia", ungkap Ibu Rahimah Abdulrahim, Direktur Eksekutif The Habibie Centre.
Indonesia juga telah menyelenggarakan MIKTA Senior Officials' Meeting ke-empat di Yogyakarta pada 24-25 Januari 2018.
Beberapa kegiatan lain pada tahun 2018 antara lain MIKTA Interfaith and Intercultural Dialogue kedua, MIKTA Workshop on Women and Peacekeeping, MIKTA Workshop on Counter Terrorism and Deradicalisation, dan MIKTA Start-up Fest.
MIKTA merupakan kerja sama inovatif yang terdiri dari Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia. Kerja sama ini terbentuk pada tahun 2013 di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB.