Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Sumbar 2017 Hanya Tumbuh 5,29%

Laju pertumbuhan ekonomi Sumatra Barat sepanjang tahun lalu hanya mencatatkan pertumbuhan 5,29% dari tahun sebelumnya 5,27% menyusul masih lemahnya daya beli masyarakat dan rendahnya konsumsi pemerintah dari sisi pengeluaran.
Rumah Gadang di Sumbar/Antara
Rumah Gadang di Sumbar/Antara

Bisnis.com, PADANG — Laju pertumbuhan ekonomi Sumatra Barat sepanjang tahun lalu hanya mencatatkan pertumbuhan 5,29% dari tahun sebelumnya 5,27% menyusul masih lemahnya daya beli masyarakat dan rendahnya konsumsi pemerintah dari sisi pengeluaran.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar Sukardi menyebutkan laju pertumbuhan ekonomi Sumbar meski tidak tumbuh signifikan, tetapi masih di atas angka pertumbuhan nasional. “[Ekonomi Sumbar] masih tumbuh di atas nasional, walau angka pertumbuhannya tidak naik signifikan,” katanya.

Dia memaparkan dari sisi produksi, ekonomi Sumbar, terutama pada kuartal keempat masih ditopang pertumbuhan positif sektor pertanian dengan meningkatnya produksi tanaman pangan, seperti padi, jagung dan kacang hijau.

Kemudian, sektor perdagangan juga tumbuh memanfaatkan momen libur tahun baru dan event balap sepeda Tour de Singkarak, sektor informasi dan komunikasi dengan peningkatan trafik data operator, serta di sektor peningkatan hunian kamar hotel di bidang akomodasi.

Lalu, dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga ikut naik, penanaman modal tumbuh, dan kinerja ekspor membaik. Sayangnya, sumber – sumber pertumbuhan itu tidak ditopang belanja pemerintah yang justru turun 0,10%.

Secara umum, struktur perekonomian Sumbar masih didominasi tiga sektor usaha, yakni pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 23,55%, sektor perdagangan besar eceran dan reparasi mobil sepeda motor sebesar 15,05%, dan transportasi dan pergudangan sebesar 12,64%.

Adapun, laju pertumbuhan ekonomi Sumbar menurut lapangan usaha paling tinggi adalah sektor jasa pendidikan yang tumbuh 9,94%, penyediaan akomodasi dan makan minum 8,76%, informasi dan komunikasi 8,74%, dan konstruksi 7,23%.

Sementara itu, sektor pertanian yang paling besar porsinya dalam pembentukan ekonomi Sumbar hanya tumbuh 3,4%, dan sektor perdagangan besar eceran dan reparasi mobil sepeda motor sebesar 6,5%.

PERTUMBUHAN TAHUN INI

Endy Dwi Tjahjono, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumbar memperkirakan pertumbuhan ekonomi Sumbar tahun ini cenderung lebih stabil dan tidak berbeda signifikan dari tahun sebelumnya. “Cenderung stabil, perkiraan kami tumbuh di kisaran 5,1% - 5,5%. Terutama ditopang konsumsi rumah tangga,” ujarnya.

Menurutnya, konsumsi rumah tangga masih akan menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi Sumbar, termasuk dari sisi investasi dan kinerja ekspor.

Dia merinci konsumsi rumah tangga bakal tumbuh moderat sejalan dengan pertumbuhan kelas menengah di Indonesia serta perubahan gaya hidup masyarakat dan pola konsumsi dengan makin berkembangnya jasa online.

Endy menilai pelaksanaan pilkada 2018 di empat kota di Sumbar, yakni Kota Padang, Pariaman, Padang Panjang, dan Sawahlunto diperkirakan bakal mengerek transaksi keuangan dan belanja masyarakat.

Laju investasi diperkirakan juga bakal membaik dengan giatnya pemerintah daerah mengembangkan sektor pariwisata serta mendorong masuknya investasi di sektor itu. Termasuk juga investasi di bidang panas bumi dan berbagai pembangunan infrastruktur bandara, pelabuhan, jalan tol dan pembangunan lainnya.

Sementara itu, untuk kinerja ekspor diyakini cenderung stagnan dipicu penurunan harga komoditas ekspor di pasar global yang bakal mengerem pertumbuhan.

Dia juga menyarankan pemerintah daerah mendorong semakin terbukanya investasi yang bakal membuka lapangan kerja baru untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah itu.

Selain itu, tentu saja juga memaksimalkan sektor pariwisata yang menjadi keunggulan Sumbar, menekan inflasi dan menjaga daya beli masyarakat.

“Kalau investasi bisa digenjot, pariwisata bisa meningkat, inflasi terjaga, dan ekspor bisa ditingkatkan, saya kira pertumbuhannya [ekonomi Sumbar] bisa lebih baik,” katanya.         

Meski begitu, Endy mengingatkan potensi pertumbuhan bisa tertahan karena daya beli masyarakat terutama kalangan menengah ke bawah yang masih terbatas.

Selain itu, juga perubahan regulasi pada sektor-sektor tertentu yang berpotensi menghambat ekspansi usaha, serta regulasi di bidang perpajakan.

Sementara itu, Pemprov Sumbar memperkirakan pertumbuhan ekonomi daerah itu tahun ini bisa mencapai 6,26% didorong perluasan lapangan kerja dan pengembangan sektor pertanian.

“Sesuai RAPBD 2018, perkiraannya ekonomi Sumbar bisa tembus 6,26%. Kami optimistis bisa tercapai,” kata Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno.

Dia menyebutkan perkiraan pertumbuhan itu mempertimbangkan kinerja industri pengolahan yang terus tumbuh. Termasuk juga perluasan lapangan kerja di sektor pertanian, kehutanan, perikanan, industri pengolahan, dan transportasi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Heri Faisal

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper