Kabar24.com, JAKARTA—Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko menganggap kecurigaan masyarakat terhadap TNI terkait keberpihakan politik tidak perlu berlanjut.
Mantan Panglima TNI ini menganggap dari dulu hingga sekarang posisi TNI/Polri tetap netral.
Moeldoko mengatakan kalau memang ada pimpinan-pimpinan TNI yang terlihat aneh-aneh, silahkan dikritisi agar tidak kebablasan.
“Saya pikir dalam kondisi negara seperti ini, semuanya terbuka. Siapapun boleh mengoreksi siapapun, sepanjang tidak melanggar azas,” tuturnya di Kantor KSP, Rabu (24/1/18).
Dia menceritakan semenjak menjadi Panglima TNI, para prajurit selalu disiapkan untuk menerima koreksi dari luar, sehingga menjadi warga negara yang semakin dewasa.
Menurutnya, hal itu pun masih terjaga hingga sekarang, dimana TNI membuka diri untuk menerima masukan.
Baca Juga
Memasuki tahun politik, lanjut Moeldoko, tidak perlu mengorbankan perdamaian. “Pemilu itu sebenarnya biasa saja, karena rutin berlangsung. Seperti yang sudah-sudah berjalan damai,” katanya.
Hanya saja, terkait dengan kedewasaan demokrasi nasional, perlu lebih ditingkatkan. Moeldoko berharap kebebasan demokrasi tetap menjadikan konstitusi sebagai landasan berpikir.
Selain itu, jika ada pihak yang meminta ruang kebebasan demokrasi lebih di buka, maka menjadi pertanyaan.
“Akhirnya demokrasi beda tipis dengan anarkis. Kebebasan harus memperhatikan konstitusi.” Ujarnya.