Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KLB Campak di Asmat, Jokowi: Lokasi Sulit, TNI dan Polri Harus Turun Tangan

Kendala infrastruktur jalan membuat bantuan untuk KLB campak di Kabupaten Asmat Provinsi Papua tersendat. Presiden Joko Widodo memerintahkan TNI dan Polri untuk turun langsung mengirim bantuan.
Seorang ibu bersama anaknya Amatus (3) tertidur di Aula Gereja Protestan, Agats, Kabupaten Asmat, Papua, Senin (22/1)./ANTARA-M Agung Rajasa
Seorang ibu bersama anaknya Amatus (3) tertidur di Aula Gereja Protestan, Agats, Kabupaten Asmat, Papua, Senin (22/1)./ANTARA-M Agung Rajasa

Bisnis.com, JAKARTA—Kendala infrastruktur jalan membuat bantuan untuk KLB campak di Kabupaten Asmat Provinsi Papua tersendat. Presiden Joko Widodo memerintahkan TNI dan Polri untuk turun langsung mengirim bantuan.

Jokowi (panggilan akrab Presiden Jokowidodo) mengatakan telah memerintahkan Panglima TNI dan Kapolri untuk mengirim bantuan ke Asmat. Selain itu, ujar Presiden, tim dari Kementerian Kesehatan juga telah pergi ke sana.

"Tapi lokasinya jangan bayangkan seperti di Jawa," kata Presiden di bandar udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, sebelum bertolak ke Sri Lanka hari ini Rabu (24/1/2018).

Asmat dilanda KLB (kejadian luar biasa) campak yang telah menewaskan 67 anak sejak September 2017.

Presiden menggambarkan situasi di Kabupaten Asmat sebagai hutan belantara. Jarak antara kota dan distrik cukup jauh. Lokasi antar distrik juga tersebar. Menurutnya, satu distrik dihuni sekitar 30 kepala keluarga. Mereka memiliki adat, tradisi dan hak ulayat.

"Saya tadi malam ingin memastikan, apakah mereka memungkinkan dalam kelompok besar direlokasi. Ternyata tidak memungkinkan karena masalah tradisi, adat, hak ulayat. Kemudian untuk menyelesaikan ini yang pertama itu infrastruktur harus dirampungkan supaya yang terisolasi terbuka," kata Jokowi, sambil mengingat pertemuan dengan Bupati Asmat pada malam sebelumnya.

Setelah urusan infrastruktur beres atau wilayah terisolasi menjadi terbuka, tahapan kedua yang menjadi perhatian Presiden adalah pertanian untuk urusan pangan.

"Tidak mungkin [penduduk Asmat] berpindah-pindah lagi mencari pangan, menyiapkan pangan. Ndak. Dari Bupati sudah setuju harus ada pertanian sehingga mereka bisa menetap. Kalau sudah menetap, gampang," katanya.

Selain pertanian dan infrastruktur, Presiden juga menyinggung soal vaksinasi. Salah satu kendala vaksinasi adalah dokter kesulitan untuk menemui sebagian penduduk Asmat karena tinggal di dalam hutan. "Banyak juga yang tidak mau divaksin, itu fakta lapangan," paparnya.

Sambil menyelesaikan persoalan itu, Presiden mengatakan pihaknya akan menangani masalah kesehatan di Asmat. Selain Asmat, masalah kesehatan di Papua juga terjadi sebelumnya di Yahukimo, Nduga dan sebagainya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yodie Hardiyan
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper