Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan Malaysia terus meningkatkan kerja sama bilateral untuk mempercepat pembangunan wilayah perbatasan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di kawasan tersebut.
Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo, mengatakan Indonesia dan Malaysia bersepakat membentuk task force bersama bagi pembangunan di kawasan perbatasan, baik terkait upaya meningkatkan kesejahteraan warga dan kapasitas SDM-nya.
“Nanti akan ada task force bersama agar kerja sama tersebut bisa segera terealisasi di lapangan,” katanya usai menerima kunjungan Menteri Kemajuan Luar Bandar dan Wilayah Malaysia, Dato’ Sri Ismail Sabri Bin Yaakob.
Dia dalam situs resmi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), menjelaskan kerja sama pembangunan kawasan perbatasan antara Indonesia dan Malaysia akan fokus pada pengembangan kawasan pertanian dan perkebunan.
Nantinya, imbuhnya, di desa-desa di wilayah perbatasan kedua negara akan dikembangkan berbagai produk unggulan sesuai potensi lokalnya, misalnya desa-desa perbatasan di wilayah Indonesia dengan komiditas unggulan jagung dan karet.
Menurutnya, di semua kawasan perbatasan itu akan diarahkan agar mengembangkan satu produk unggulan sehingga mempunyai skala ekonomi besar, yang dapat diserap oleh pasar Malaysia.
“Pada saat bersamaan produk-produk dari desa di Malaysia dengan berkembangnya ekonomi perdesaan di Malaysia, juga bisa masuk ke Indonesia,” ujarnya.
Dia mengungkapkan peluang pengembangan komoditas unggulan di kawasan perbatasan masih terbuka luas. Apalagi ada program reforma agraria dari Presiden Joko Widodo untuk mengembangkan produk unggulan tidak menjadi masalah.
“Di Kalimantan Tengah akan dibuka sekitar 600.000 hektar lahan baru, begitu juga daerah Kalimantan lainnya yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Kami tanami komoditas tertentu sehingga mempunyai skala ekonomi besar,” ujarnya.