Bisnis.com, JAKARTA - Didi, perusahaan layanan transportasi China, menjadikan Taiwan sebagai sasaran ekspansi.
Perusahaan beridentitas lengkap Didi Chuxing itu berencana beroperasi hanya sebagai platform pemanggil taksi di Taiwan. Bloomberg melaporkan Selasa (19/12/2017), Didi tengah merekrut para pengemudi taksi eksisting lewat akun Facebook perusahaan.
Bisnis di Taiwan dijalankan lewat sistem waralaba, di mana perseroan telah menunjuk LEDI Technology Co. sebagai mitra yang menjadi franchisee. "LEDI sedang melakukan riset pasar dan mengeksplorasi berbagai kemitraan komunitas di Taiwan. Belum ada timeline yang definitif saat ini," terang Didi dalam pernyataan resminya.
Berbeda dengan perusahaan lain yang juga menawarkan layanan serupa yaitu Uber Technologies Inc., Didi lebih banyak berkonsentrasi memperkuat bisnisnya di dalam negeri. Perusahaan yang berbasis di Beijing itu memiliki valuasi US$50 miliar dan telah mendapatkan suntikan dana senilai US$5,5 miliar pada awal 2017.
Sementara itu, Uber sudah berkembang di berbagai negara walaupun tetap tidak mampu mengalahkan Didi di pasar China. Uber juga sempat berhenti beroperasi di Taiwan pada Februari 2017 lantaran keberatan dari pemerintah serta operator taksi lokal. Namun, sekarang layanannya sudah kembali berjalan setelah sepakat untuk bekerja sama dengan perusahaan taksi setempat.
Taiwan menerapkan denda untuk transportasi penumpang ilegal, dengan besaran mencapai 25 juta Taiwan dolar atau setara dengan US$834.000. Pada Januari 2017 saja, Uber telah dikenai denda sebesar 1,1 miliar Taiwan dolar.