Kabar24.com, JAKARTA - Terpilihnya Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar secara aklamasi dinilai Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi memiliki kelebihan dan kekurangan.
Hal baiknya adalah Partai Golkar tidak perlu lagi menghadapi "drama politik" saat proses pemilihan berlangsung. Mengacu lima tahun belakangan, setiap kali pergantian ketua ada saja konflik internal yang menghambat proses pemilihan.
Dengan terpilihnya Airlangga sebagai ketua umum secara aklamasi, roda organisasi Golkar bisa berjalan cepat tanpa harus ada "saling tikam".
"Jadi Golkar akan lebih cepat menyelesaikan persiapan agenda politik pilkada serentak 2018 dan pemilu 2019," ujar Burhanuddin dalam sebuah diskusi di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Sabtu (16/12/2017).
Akan tetapi dengan tidak adanya drama, justru membuat Golkar kehilangan sorotan publik. Karena selama ini Golkar selalu menjadi pusat perhatian ketika tidak ada tokoh dominan di partai tersebut.
Untuk mengakali hal tersebut, Airlangga harus memiliki terobosan yang bisa membuat tertarik publik. Menurut Burhanuddin ada dua pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan Airlangga, yaitu rebound dan rebrand.
Baca Juga
"Rebound terkait elektabilitas, rebrand harus menyodorkan [susunan] pengurus yang friendly," jelasnya.
Sementara itu Ketua DPP Partai Golkar Happy Bone Zulkarnain memaparkan Airlangga memiliki beberapa gebrakan yang akan membuat Golkar kembali berjaya.
"Kami memiliki tagline Menuju Golkar Bersih, Golkar Bangkit, dan Golkar Menang," katanya.