Kabar24.com, MANADO – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara berkomitmen untuk terus berperan dalam pemberdayaan sektor riil dan penguatan usaha di tingkat mikro dan menengah di Provinsi Sulawesi Utara.
Pemberdayaan sector rril yang ditujukan untuk memperkuat kapasitas produksi pangan dalam rangka mendorong tercapainya stabilitas harga itu, salah satunya diwujudkan dengan pemberian bantuan screenhouse kepada Kelompok Tani Maesa di Kabupaten Minahasa dan Kelompok Tani Salamate di Tahuna.
“Pemberian screenhouse itu dilakukan dalam rangka penerapan pengaturan pola tanam pada Klaster Cabai binaan BI,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara Soekowardjojo, di Gedung BI Sulut, Selasa (12/12) petang.
Soekowardjojo meneerangkan bahwa BI berkomitmen untuk ikut berperan dalam pemberdayaan sektor riil dan penguatan usaha di tingkat mikro dan menengah yang ditujukan untuk memperkuat kapasitas produksi pangan dalam rangka mendorong tercapainya stabilitas harga pangan.
Sementara itu, di luar konteks “core business” nya, BI memiliki Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) yang juga diarahkan untuk lebih fokus pada program-program pemberdayaan ekonomi rumah tangga (household economy).
Pemberdayaan ekonomi rumah tangga dapat dilakukan secara langsung melalui penciptaan change agent ekonomi rumah tangga. “Dengan anggota keluarga yang memiliki tingkat pendidikan dan pengetahuan yang lebih baik diyakini dapat mendorong perbaikan kualitas ekonomi rumah tangga.
Baca Juga
Dasar pemikiran tersebutlah yang mendorong BI berinisiatif untuk memberikan CSR berupa Screenhouse di Tahuna dan Minahasa untuk pemberdayaan sektor riil.
Menurutnya dengan adanya PSBI tersebut, diharapkan tidak hanya memberikan pengaruh pada pergerakan inflasi secara umum.
Namun juga dapat membantu meringankan beban masyarakat melalui pemenuhan kebutuhan rica di Provinsi Sulawesi Utara.
Bank Indonesia berharap bahwa kegiatan pengendalian inflasi akan terus digalakan, tentunya dengan sinergitas yang lebih baik antar pemerintah provinsi maupun kab/kota di dalam wadah Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).
Hal tersebut tidak hanya untuk mendukung sustainabilitas perekonomian Sulut ke depan, namun juga demi tercapainya masyarakat Sulut yang sejahtera.
Lantas, pada akhirnya menyadari bahwa partisipasi aktif dari masyarakat lah yang menjadi kunci kesuksesan dari pemberian PSBI ini.
"Kami juga berharap fasilitas yang ada dapat dirawat dan dikembangkan secara berkelanjutan dengan kerjasama yang baik dengan BI," ujarnya.