Kabar24.com, SEMARANG - Pemerintah Kabupaten Grobogan menerima penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (Muri) sebagai pemrakarsa pembuatan tempe terbesar di Indonesia. Tempe berukuran 7 kali 10 meter tersebut mengalahkan rekor sebelumnya yang dipegang Pemerintah Kabupaten Malang dengan tempe 6 kali 9 meter.
Pembuatan tempe terbesar tersebut membutuhkan bahan baku kedelai lokal sebanyak dua ton dengan masa fermentasi selama dua hari.
"Dengan bahan baku tersebut, saat jadi tempe bisa seberat 3,6 ton. Jika dijadikan tempe kecil seukuran yang dijual, bisa jadi 21.000 potong," kata Bupati Grobogan, Sri Sumarni di Ruang Rapat Paripurna II DPRD Grobogan, Kamis (30/11/2017).
Sri Sumarni menyampaikan pembuatan tempe terbesar ini bertujuan mempromosikan kedelai lokal yang dibudidayakan petani Grobogan. Dengan adanya tempe terbesar ini dia berharap varietas kedelai Grobogan bisa bersaing hingga pasar internasional.
Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Sumarjo Gatot Irianto, berharap dengan adanya prestasi dari Muri ini petani mulai merubah mindset penjualan kedelai.
"Sekarang harus mulai menjual brand, tidak lagi menjual komoditas," tegasnya. Dengan menjual brand, harga barang bisa lima kali lebih tinggi daripada produk yang dijual polosan.
Baca Juga
Dia berharap dengan harga jual tinggi, petani akan menerima manfaat langsung yakni harga jual yang tinggi. Gatot pun menyampaikan telah meminta kepada kementerian, pemerintah provinsi, dan beberapa rumah sakit agar menggunakan kedelai atau tempe dari Grobogan untuk menu harian.
"Ya produk olahan dari kedelai lokal harus tersaji di instasi pemerintah," tegasnya.
Ditambahkan, petani harus menaikkan pamor kedelai lokal dengan menjaga brand. Caranya dengan tetap menjaga produk yang ramah lingkungan, tanpa pengawet, organik, dan sehat dikonsumsi.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan pemerintah berkomitmen melindungi petani lokal.
"Kita akan terus memberdayakab petani lokal dan berupayan meningkatkan kesejahterannya," tuturnya.