Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tempe Raksasa Grobogan Butuh 2 Ton Kedelai

Pemerintah Kabupaten Grobogan menerima penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (Muri) sebagai pemrakarsa pembuatan tempe terbesar di Indonesia. Tempe berukuran 7 kali 10 meter tersebut mengalahkan rekor sebelumnya yang dipegang Pemerintah Kabupaten Malang dengan tempe 6 kali 9 meter.
Warga menyaksikan tempe terbesar saat pemecahan rekor MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) tempe terbesar, di Grobogan, Jawa Tengah, Kamis (30/11). Tempe berukuran 7x10 meter dan tebal lima cm yang dibuat menggunakan bahan kedelai lokal sebanyak dua ton tersebut mendapatkan pengakuan dan sertifikat dari Museum Rekor Dunia Indonesia serta rekor dunia sebagai tempe terbesar. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Warga menyaksikan tempe terbesar saat pemecahan rekor MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) tempe terbesar, di Grobogan, Jawa Tengah, Kamis (30/11). Tempe berukuran 7x10 meter dan tebal lima cm yang dibuat menggunakan bahan kedelai lokal sebanyak dua ton tersebut mendapatkan pengakuan dan sertifikat dari Museum Rekor Dunia Indonesia serta rekor dunia sebagai tempe terbesar. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho

Kabar24.com, SEMARANG - Pemerintah Kabupaten Grobogan menerima penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (Muri) sebagai pemrakarsa pembuatan tempe terbesar di Indonesia. Tempe berukuran 7 kali 10 meter tersebut mengalahkan rekor sebelumnya yang dipegang Pemerintah Kabupaten Malang dengan tempe 6 kali 9 meter.

Pembuatan tempe terbesar tersebut membutuhkan bahan baku kedelai lokal sebanyak dua ton dengan masa fermentasi selama dua hari.

"Dengan bahan baku tersebut, saat jadi tempe bisa seberat 3,6 ton. Jika dijadikan tempe kecil seukuran yang dijual, bisa jadi 21.000 potong," kata Bupati Grobogan, Sri Sumarni di Ruang Rapat Paripurna II DPRD Grobogan, Kamis (30/11/2017).

Sri Sumarni menyampaikan pembuatan tempe terbesar ini bertujuan mempromosikan kedelai lokal yang dibudidayakan petani Grobogan. Dengan adanya tempe terbesar ini dia berharap varietas kedelai Grobogan bisa bersaing hingga pasar internasional.

Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Sumarjo Gatot Irianto, berharap dengan adanya prestasi dari Muri ini petani mulai merubah mindset penjualan kedelai.

"Sekarang harus mulai menjual brand, tidak lagi menjual komoditas," tegasnya. Dengan menjual brand, harga barang bisa lima kali lebih tinggi daripada produk yang dijual polosan.

Dia berharap dengan harga jual tinggi, petani akan menerima manfaat langsung yakni harga jual yang tinggi. Gatot pun menyampaikan telah meminta kepada kementerian, pemerintah provinsi, dan beberapa rumah sakit agar menggunakan kedelai atau tempe dari Grobogan untuk menu harian.

"Ya produk olahan dari kedelai lokal harus tersaji di instasi pemerintah," tegasnya.

Ditambahkan, petani harus menaikkan pamor kedelai lokal dengan menjaga brand. Caranya dengan tetap menjaga produk yang ramah lingkungan, tanpa pengawet, organik, dan sehat dikonsumsi.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan pemerintah berkomitmen melindungi petani lokal.

"Kita akan terus memberdayakab petani lokal dan berupayan meningkatkan kesejahterannya," tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper