Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pilgub Jateng 2018 Paling Sepi Dibanding Pilgub Lain

Sejumlah pihak menyayangkan sepinya kontestasi politik dalam gelaran Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jateng 2018. Pasalnya, belum adanya rekomendasi dari partai politik (parpol) untuk menetapkan pasangan calon, justru memicu kebingungan di tengah masyarakat.
Nur Hidayat saat memberikan keterangan pers soal Pilgub Jateng, Kamis (30/11/2017)./Bisnis.com- Alif Nazzala Rizqi
Nur Hidayat saat memberikan keterangan pers soal Pilgub Jateng, Kamis (30/11/2017)./Bisnis.com- Alif Nazzala Rizqi

Kabar24.com, SEMARANG - Sejumlah pihak menyayangkan sepinya kontestasi politik dalam gelaran Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jateng 2018. Pasalnya, belum adanya rekomendasi dari partai politik (parpol) untuk menetapkan pasangan calon, justru memicu kebingungan di tengah masyarakat.

"Pilgub Jateng paling sepi dibanding daerah lainnya. Bahkan, dibandingkan Pilkada Kaltara dan Papua Barat malah kalah jauh. Apalagi, jika dilihat dari gairah Pilgub Jabar dan Jatim yang semakin gayeng," ungkap Nur Hidayat Sardini, Pengamat Politik dari Universitas Diponegoro (Undip), saat berdiskusi dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Quest Hotel, Jalan Plampitan Semarang, Kamis (30/11/2017).

Ia mengaku resah dengan kondisi ini. Sebab, Jawa Tengah dengan jumlah pemilih mencapai 28 juta jiwa sebenarnya sedang punya gawe besar. KPU, katanya, telah menyatakan kesiapan 100% untuk melaksanakan Pilgub. Akan tetapi belum ada satupun pasangan calon yang mendeklarasikan diri.

“ 'Pengantinnya' yang enggak jelas. Kita ini kan sedang punya gawe besar, tapi grengsengnya di masyarakat belum tampak sama sekali. Akibatnya, warga enggak tahu siapa yang akan dipilih nanti. Kita sedang memikul tanggung jawab besar untuk mengatasi persoalan ini," tuturnya.

Ia berharap Pilgub Jateng mampu menjadi agenda politik bagi publik. Pihaknya mendorong kepada semua pimpinan parpol maupun penyelenggara pemilu untuk menyosialisasikan tata cara Pilgub Jateng kepada masyarakat di pelosok daerah.

Diharapkan pula seluruh pihak mulai bergerak untuk menggairahkan penyelenggaraan Pilgub Jateng.

"Harus ada proses edukasi terus-menerus. Penyelenggara Pilgub kudu memperbanyak forum diskusi agar masyatakat siap menyambut proses kampanye sampai pencoblosan nanti," jelas Hidayat.

Ia menyebut kondisi saat ini sebagai sebuah ironi. Sebab, semua partai kini merasa tersandera dengan sikap PDIP sebagai partai pemenang yang memilih mengeluarkan rekomendasi di detik-detik akhir pendaftaran. Sikap ini mencerminkan pembelajaran demokrasi yang kurang bagus karena menghambat edukasi bagi masyarakat.

"Ini malah menunda proses edukasi bagi warga yang penasaran dengan nama-nama pasangan calon," ujarnya.

Ia menganggap situasi ini menguntungkan Ganjar Pranowo sebagai incumbent. Warga hanya mengingat sosok politikus PDIP itu ketimbang kandidat lainnya.

"Orang-orang pasti realistis dengan melihat figur yang sudah familiar ketimbang orang yang baru diperkenalkan dengan waktu yang sangat mepet," pungkasnya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper