Bisnis.com, SEMARANG - Sering tumbangnya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), saat ini adalah kurang baiknya pengelolaan laporan keuangan. Hal ini sering menjadi kambing hitam tutupnya suatu bidang usaha apalagi yang baru dirintis.
Direktur Utama Kantor Jasa Akuntansi (KJA) Softwan Aji Semarang, Softwan Aji menuturkan, di Kota Semarang tercatat hampir 90% UMKM yang tidak mempunyai perencanaan keuangan yang baik. Biasanya usaha yang digeluti lama kelamaan ambruk karena kurang telitinya mengelola sumber pendapatan UMKM tersebut.
"Dengan kehadiran KJA di Kota Semarang ternyata sangat ditunggu oleh para pelaku UMKM yang ingin belajar mengenai mengelola laporan keuangan dengan baik. Kebanyakan dari mereka yang datang mengeluh karena belum bisa membaca laporan keuangan dan kurang teliti jika ada pengeluaran ataupun pemasukan yang belum ditulis," tutur Aji saat menghadiri acara Craft Fashion Expo 2017 di Semarang Minggu (26/11/2017).
KJA memberikan edukasi kepada pelaku UMKM, tentang neraca perdagangan, laporan laba rugi, bagaimana mengelola usaha yang lebih efisien dibandingkan dengan tahun sebelumnya, serta pemilik usaha bisa tau jika ada kecurangan yang dilakukan.
"Kecenderungan UMKM di Kota Semarang adalah kurang mengamati pasar, sehingga mereka biasanya memberikan harga yang terlalu murah untuk barang yg dijual karena mereka tidak menghitung tentang penyusutan, biaya operasional dan lain sebagainya," ujarnya.
Dalam mengelola suatu usaha haruslah mempunyai profit yang menjanjikan market yang dituju serta yang paling penting adalah manajemen keuangan yang sehat. Seharusnya pelaku UMKM harus menyadari tentang pentingnya pengelolaan bukan mementingkan pasar semata.
Jika hanya menjual tanpa mengelola keuangan dengan baik, usaha akan sulit berkembang karena, biasanya pelaku usaha akan terus menambah utang.
"Laporan Keuangan merupakan kunci keberhasilan UMKM karena penyebab utama gagalnya suatu usaha adalah pengelolaan keuangan yang buruk bisa dipastikan 80% usaha yang tutup pada tahun ke lima adalah karena kurang sehatnya keuangan pada perusahaan," ujarnya.
Menurutnya, di Provinsi Jawa Tengah pelatihan mengenai laporan keuangan belum banyak dilakukan, sehingga para pelaku usaha asal mengelola tanpa adanya dasar sistem pengelolaan yang baik sehingga usaha banyak yang tidak bertahan lama.
"Kami berharap agar menteri keuangan berkerjasama dengan menteri koperasi dan UMKM untuk edukasi secara besar-besaran bagaimana mengelola keuangan yang efisien sehingga usaha yang di geluti berjalan dengan lancar,". tegasnya
Wakil Ketua Ikatan Akuntan Indonesia, Hendri Santosa mengungkapkan di Provinsi Jawa Tengah pelatihan mengenai laporan keuangan belum banyak dilakukan, sehingga para pelaku usaha asal mengelola tanpa adanya dasar sistem pengelolaan yang baik sehingga usaha banyak yang tidak bertahan lama.
IKA juga memberikan kegiatan dalam menyambut 60 tahun berdirinya IKA satu diantaranya pelatihan Sistem Keuangan Desa agar mengurangi tingkat korupsi di desa.
" Kami berikan pelatihan memgelola keuangan seperti membuat laporan sekitar 24 kabupaten daerah di Jawa Tengah sekarang ini telah 5864 desa sekitar 76 persen dari total desa di Jawa Tengah sekitar 7700," pungkasnya.
Keterangan Foto : Direktur Utama Kantor Jasa Akuntansi (KJA) Softwan Aji Semarang, Softwan Aji saat memberikan coaching clinik kepada pelaku UMKM