Kabar24.com, JAKARTA - Presiden Joko Wido (Jokowi) diharapkan secepatnya mengganti posisi panglima TNI yang saat ini dijabat Jenderal Gatot Nurmantyo. Pasalnya, Gatot dinilai terlalu banyak melakukan manuver politik.
Ketua Setara Institute Hendardi menilai saat ini Gatot belum berhasil mendisiplinkan TNI yang memiliki tugas mempertahankan negara.
Menurut Hendardi Gatot sering melakukan kegaduhan dengan mempolitisasi beberapa isu politik nasional. Hal itu dinilai merusak organisasi TNI, serta mengganggu agenda pembangunan pemerintah dalam kepemimpinan Joko Widodo.
“Kepemimpinan [TNI] baru harus sosok terbuka, reformis dan menyatu dalam langkah Presiden Joko Widodo sebagai panglima tertinggi TNI,” ujar ketua lembaga yang fokus pada isu-isu demokrasi tersebut, Senin (13/11).
Hendardi menyarankan, presiden bisa memulai menyeleksi nama-nama petinggi TNI untuk menggantikan Gatot karena uji kelayakan dan kepatutan di parlemen tidak sebentar.
Hendardi pun menyebut saat ini ada beberapa isu dalam tubuh TNI yang harus diselesaikan, yaitu terkait soliditas, profesionalisme, kesejahteraan, reformasi dan peradilan militer, penanganan bisnis tentara, akuntabilitas anggaran, serta ketundukan pada supremasi sipil.
Baca Juga
Hendardi menambahkan program kemaritiman yang diusung pemerintah pun bisa menjadi pertimbangan kebutuhan sosok panglima TNI yang berorientasi pada penguatan sektor tersebut.