Kabar24.com, DENPASAR—Tema rancangan rumah satu are menjadi fokus gagasan yang ditawarkan 40 arsitek muda dalam sebuah pameran arsitektur di Seminyak, Kuta, Bali.
Charles Dewanto, salah seorang inisiator pameran mengatakan kegiatan ini merupakan ide para arsitek muda untuk merespons problem masyarakat dalam menghadapi perkembangan kota dan kian sempitnya kepemilikan lahan untuk hunian.
“Kami berharap para arsitek muda bisa saling belajar dan mengetahui berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat, pengelola kantor, kontraktor, pengembang, dan para pemangku kepentingan lainnya,” katanya, Senin (30/10/2017).
Kata dia pameran yang berlangsung 28 Oktober hingga 12 November 2017 itu sebenarnya merupakan tindak lanjut dari pameran tahun lalu yang menggagas tema rancangan rumah 100 meter persegi.
Tema rumah satu are, lanjutnya, menarik untuk diangkat karena menjadi persoalan hampir di seluruh kota besar, termasuk Bali. Tingginya alih fungsi lahan yang dijadikan properti komersial membuat harga tanah sangat mahal.
“Kebanyakan warga memiliki lahan sempit, oleh karena itu kami mencoba memberikan alternatif desain untuk memberikan solusi terhadap problem yang dihadapi warga perkotaan,” katanya.
Baca Juga
Pameran ini mengundang banyak peminat yang berasal dari Bali, Jakarta, Surabaya, Sumatra, bahkan ada yang dari Malaysia. Akhirnya dari 150 desain yang masuk, terpilih 40 karya yang saat ini dipamerkan di Uma Seminyak, Kuta, Bali.
Beberapa desain yang ditawarkan 1-3 lantai di antaranya diperuntukkan bagi keluarga muda generasi milenial, pasangan yang baru menikah, pasangan dengan dua anak, rumah yang dihuni tiga generasi, hingga rumah multifungsi yang dijadikan tempat usaha maupun kantor.
Rumah yang simpel, minimalis, dan praktis menjadi alternatif yang ditawarkan dalam rancangan rumah satu are ini. Banyak arsitek muda yang bekerja di kantor konsultan perencanaan cukup memahami kebutuhan akan sebuah hunian termasuk infrastruktur yang diperlukan.