Kabar24.com, DENPASAR—Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB memprediksi potensi kerugian ekonomi Bali akibat meningkatnya status awas Gunung Agung di Karangasem kisaran Rp1,5 triliun-Rp2 triliun.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan prediksi kerugian itu dialami sektor perbankan, pariwisata, hilangnya pekerjaan pengungsi, peternakan hingga berhentinya aktivitas penambangan pasir dan koral di sekitar.
“Potensi kerugian sektor pariwisata sekitar Rp264 miliar, perkiraan sektor perbankan Rp1,05 triliun, hilangnya pekerjaan para pengungsi Rp204,5 miliar. Perkiraan sektor peternakan, pertanian, kerajinan tidak kurang dari Rp100 miliar dan berhentinya aktivitas penambangan dan pembangunan di Karangasem kisaran Rp200 miliar sampai Rp500 miliar,” jelasnya, Kamis (26/10/2017).
Sutopo mengungkapkan penetapan berpengaruh terhadap aktivitas pariwisata Bali, sehingga mengganggu perekonomian Bali. Banyaknya berita negatif atau berita palsi yang beredar, menyebabkan banyak warga dan wisatasan yang takut datang ke Bali.
Padahal zona berbahaya yang ditetapkan PVMBG adalah radius 12 Km dari puncak Gunung Agung. Diluar itu aman, dan jika terjadi erupsi hanya terpapar abu.
Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan status awas Gunung Agung sejak 22 September 2017, atau sudah memasuki hari ke-34. Penetapan itu diiringi radius aman berada di 12 km dari kawah gunung setinggi 3.142 mdpl tersebut sehingga sekitar 134.500 orang mengungsi di 390 titik di 9 kabupaten dan kota.
Baca Juga
Banyak aktivitas di dalam radius 12 Km dari kawah yang terpaksa berhenti seperti objek wisata, penambangan Galian C di Desa Sebudi serta aktivitas ekonomi warga. Hingga saat ini Gunung Agung belum meletus bahkan tingkat kegempaanya menurun.
Sebelumnya, pelaku perbankan, properti hingga konstruksi di Bali juga menuturkan kondisi hilangnya potensi ekonomi yang mereka alami akibat Gunung Agung. Deputi Direktur OJK Regional Bali Nusra Rochman Pamungkas memaparkan ada potensi kredit macet senilai ratusan miliar dialami pelaku perbankan.
Nilai itu berdasarkan laporan dari pelaku perbankan terkait kredit yang mereka salurkan kepada nasabah di Karangasem. Ketua Gapensi Bali Wayan Adnyana dan Ketua REI Bali Pande Agus Widura menyatakan sejumlah proyek pembangunan berhenti karena pasokan material pasir dan koral seret.
“Kalaupun ada pasir harus beli dari luar daerah seperti Banyuwangi dan Lombok itupun harganya mahal sekali,” tutur Adnyana.
Potensi Wisata
Sutopo menilai sebenarnya, kondisi Gunung Agung saat ini menjadi kesempatan baru untuk menarik turis lokal maupun mancanegara melakukan Lava Tour Gunung Agung atau menikmati pesta kembang api alam dengan memotret keindahan erupsi Gunung Agung dari titik aman yang telah ditentukan.
Ada dua sudut pengambilan gambar yang menarik, pertama dari laut. Radius 25 Km dari Gunung Agung termasuk zona aman dari sisi laut. Dari sisi timur ke utara, keuntungan posisinya adalah melihat lontaran batu pijar dari kawah Gunung Agung dan pada waktu yang tepat akan menghasilkan foto yang menakjubkan.
Adapun dari sisi utara ke timur pada radius 35 km zona aman dapat melihat keindahan Gunung Batur dengan background erupsi Gunung Agung. Akan menghasilkan foto siluet panorama Gunung Batur. Tentunya selalu update rekomendasi dari PVMBG dan BMKG saat melakukan pengambilan gambar.
Kedua, dari sisi darat, terinspirasi memotret Candi Borobudur dari Pucuk Setumbu menghasilkan gambar yang istimewa. Dari Google earth ada empat titik yang representatif. Namun ada satu titik yakni dari Pura Lempuyang (± 1.100 mdpl) tentunya akan menghasilkan gambar yang indah dengan foreground pura. Jarak yang aman dengan radius 16,5 Km dari Gunung Agung, wilayah aman dari dampak erupsi dan pada waktu yang tepat akan menghasilkan foto yang menarik.
“Gerhana matahari yang hanya beberapa detik saja ditunggu, letusan gunung api juga dapat menjadi objek yang menarik untuk direkam. Tetap harus diingat bahwa jarak aman sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan rekomendasi PVMBG,” tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel