Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menjadi Guru Besar STIK-PTIK, Ini Perjalanan Karir Kapolri Jendral Tito Karnavian

Terdapat beberapa prinsip penting yang harus diperhatikan oleh pemerintah dalam menghadapi insurgensi. Perang insurgensi sebenarnya perang untuk mendapat dukungan publik (public support).
Kapolri Jendral Pol Tito Karnavian saat mengikuti rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (12/10/2017)./Antara-Wahyu Putro A
Kapolri Jendral Pol Tito Karnavian saat mengikuti rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (12/10/2017)./Antara-Wahyu Putro A

Kabar24.com, JAKARTA - Hari ini, Kamis (26/10/2017) Kapolri Jendral Tito Karnavian dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Kepolisian Studi Strategis Kajian Kontra Terorisme di STIK - PTIK.

Jenderal kelahiran Palembang 26 Oktober 1964 itu sempat menyampaikan Orasi Ilmiahnya terkait peranan Polri dalam penanganan terorisme di Indonesia.

"Terdapat beberapa prinsip penting yang harus diperhatikan oleh pemerintah dalam menghadapi insurgensi. Perang insurgensi sebenarnya perang untuk mendapat dukungan publik (public support). Pihak mana yang berhasil memenangkan dukungan publik maka akan menjadi pemenang perang. Insurgensi hanya dapat bertahan jika ada dukungan publik karena publik merupakan sumber logistik, rekrutmen, tempat persembunyian, dan lain-lain. Oleh karenanya, kunci utama untuk mengalahkan insurgensi atau teroris, negara harus mampu merebut dukungan publik, baik lokal maupun internasional," sebut Tito dalam Orasi ilmiahnya mengutip buku karangan Tim Benbow dan Rod Thornton berjudul Dimensions of Counter-Insurgency: Applying Experience to Practice.

Ayah tiga anak ini bergabung dengan Akademi Kepolisian setelah menamatkan SMA di Palembang. Tito lulus dari Akpol pada 1987 sebagai penerima Bintang Adhi Makayasa, penghargaan bagi lulusan terbaik Akademi Kepolisian.

Pada penugasan pertamanya, Tito ditempatkan di Polda Metro Jaya sebagai perwira reserse. Di Polda Metro pula Tito sempat menjabat Kapolda .

Pada 1992 suami dari Tri Suswati yang dinikahinya pada 1991, mendapat beasiswa dari The British Council untuk program Master in Police Studies.

Sistem pendidikan di Inggris yang tidak mengenal SI seperti di Indonesia memungkinkan Tito mengikuti program S2 di University of Exeter, Inggris dan lulus dengan gelar MA pada 1993.

Tahun 1994- 1996 Tito mengikuti pendidikan kedinasan PTIK dan lulus sebagai peserta terbaik. Tahun 1998 dia memperoleh tawaran dari pemerintah New Zealand kepada Polri untuk program Sesko.

Ia pun lulus sekaligus menyandang BA dalam bidang Strategic Studies karena program tersebut merupakan kerjasama Sesko New Zealand dengan Massey University, salah satu universitas ternama di negara itu.

Pada 2000, Tito mengikuti program penyamaan Sesko luar negeri di Sespimpol Lembang Bandung. Dia kemudian banyak bertugas di jajaran reserse Polda Metro Jaya dan Sulawesi Selatan, serta menjadi Kapolres di Serang, Banten.

Tahun 2005-2007 ia memimpin operasi kontra terorisme di Poso Sulawesi Tengah. Operasi ini disebut sukses menangkap puluhan tersangka, mengungkap puluhan kasus kekerasan dan jaringan radikal yang beroperasi di sana.

Pengalaman ini membuahkan buku "Indonesian Top Secret" terbitan Gramedia yang ditulis Tito dan rekan-rekannya terkait operasi tersebut.

Pada 2008 Tito kembali mendapat beasiswa, kali ini pada program PhD bidang Strategic Studies yang merupakan anak cabang dari disiplin ilmu Politik Internasional di S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS) dan Nanyang Technological University (NTU) Singapura.

Tertarik dengan dunia terorisme dan insurgensi, Tito menulis disertasi tentang Insurgensi Islamis yang belum banyak dieksplorasi dalam literatur Strategic Studies, dengan studi kasus gerakan al Jamaah al Islamiyyah.

Pada April 2013 ia mempertahankan disertasinya dan raih gelar PhD dengan penghargaan 2nd Class Upper (setingkat Magna Cum Laude dengan GPA 4.25) pada 8 Mei 2013.

Sebelumnya, pada tahun 2011, Tito juga menyelesaikan pendidikan Lemhannas dengan predikat penerima Bintang Seroja lulusan terbaik.

Tito tercatat pernah menempati sejumlah jabatan misalnya sebagai Kadensus 88 Anti Terorisme, Deputi Penindakan pada Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Kapolda Papua, Asisten Kapolri Bidang Perencanaan dan Anggaran, Kapolda Metro Jaya.

Pada 13 Juli 2016 Tito dilantik oleh Presiden Joko Widodo menjadi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia. Tito menjadi Kepala Kepolisian RI seperti 22 Kapolri sebelumnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper