Kabar24.com, DENPASAR – Proyek Pengerjaan Bendungan Sidan diprediksi akan selesai pada 2021, namun masyarakat Bali sudah ketar-ketir membutuhkan pasokan air baku.
Misalnya saja Kota Denpasar, PDAM di wilayah tersebut baru bisa melayani 46% dari total masyarakat yang ada. Belum lagi, dari total masyarakat yang terlayani setidaknya dibutuhkan air baku sebanyak 1.200 liter/detik dan baru terpenuhi 750 liter/detik.
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida Ketut Jayada mengatakan Bendungan Sidan memiliki luas 52 hektar dengan volume air 3,8 juta kubik dan rencananya menghasilkan debit air sebesar 1.700 liter per detik. Diperediksi, jika bendungan ini selesai dibangun maka kebutuhan air baku lewat PDAM di wilayah Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan akan terpenuhi hingga 25 tahun mendatang.
"Selama ini, PDAM memanfaatkan Sungai Ayung dan Penet untuk menyuplai air baku PDAM Badung dan Tabanan dengan rata-rata 150-300 liter per detik," katanya, Rabu (25/10/2017).
Kata dia, saat ini Bendungan Sidan akan memasuki tahap lelang dan menunggu selesainya persetujuan kontrak tahun jamak (multiyears contract) yang salah satunya berisi persetujuan pendanaan dari Kementerian Keuangan sebelum proyek dilelang. Adapun total dana pengerjaan proyek mencapai Rp900 miliar.
"Nanti jika bendungan ini jadi akan dibentuk PDAM regional yang dikelola dikelola provinsi," katanya
Baca Juga
Kata dia, Bali merupakan pulau kecil yang sumber daya airnya terbatas sehingga pembangunan bendungan akan terus digencarkan. Air permukaan di Bali dinilai belum cukup untuk memenuhi kebutuhan air konsumsi masyakat.
Adapun bendungan yang akan dibangun selain Bendungan Sidan yakni Bendungan Tamblang. Pembangunan Bendungan Tamblang di Bali Utara menyusul rencana hadirnya bandara di wilayah itu. Bendungan Tamblang nantinya akan difungsikan untuk mengairi 516 hektar are (Ha) lahan irigasi. Selain fungsinya sebagai sumber air baku di wilayah tersebut.
Bendungan Tamblang diprediksi mampu memasok air sebesar 600 liter/detik dengan menampung air sebanyak 6-9 juta kubik.
"Semoga akhir 2018 atau awal 2019 bisa kita lelang," katanya.
Sementara, saat ini Bali telah memiliki 5 bendungan yang telah beroperasi yakni Bendungan Palasari di Jembrana yang fungsinya untuk mengairi lahan irigasi, Bendungan Gerokgak Buleleng untuk mengaliri lahan irigasi, Bendungan Benel juga untuk irigasi, Telaga Tunjung untuk pemenuhan air baku dan irigasi, dan Bendungan Titab yang fungsinya ada tiga yakni irigasi, pembangkit listrik, dan air baku.
“Bendungan Titab paling besar luasnya 12 hektar dan bisa memasok listrik sebesar 1,5 megawatt dan irigasi pada 1.700 hektar are lahan, serta air baku sebesar 350 liter/detik,” sebutnya.
Dia mengakui, pembangunan bendungan memang membutuhkan perencanaan yang lama lantaran risiko yang besar dan merupakan proyek strategis.
“Misalnya Titab punya 12 juta kubik kalau sampai itu roboh hanyut kota Seririt, karena itu perencanaan bendungan selalu diawasi karena itu prosesnya bertahap ,” sebutnya.
Kata dia, sembari menunggu bendungan-bendungan ini selesai dibangun, pihaknya terus mengusahakan pemenuhan kebutuhan air baku lewat air permukaan. Beberapa muara-muara sungai di Bali dimanfaatkan untuk dibuatkan bendung agar bisa memenuhi kebutuhan air di beberapa wilayah seperti Kuta maupun Nusa Dua.
“Ke depan kita akan bangun ling storage di hilir Tukad Mati yang ada di Kuta, ini bisa suplay air 100 liter/detik,” katanya.
Denpasar Krisis Air
Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Denpasar Ida Bagus Gede Arsana mengatakan pasokan air bersih di wilayahnya memang sangat minim. Dari 46% masyarakat yang difasilitasi PDAM setidaknya membutuhkan air baku sebanyak 1.200 liter/detik, namun dari pemanfaatan air permukaan yang ada, baru tercukupi 750 liter/detik. Sementara, untuk dapat memenuhi seluruh masyarakat Denpasar setidaknya diperlukan air baku sebesar 2.000 liter per detik.
Pihaknya pun sedang menanti selesainya beberapa proyek bendungan di Bali salah satunya Bendungan Sidan, yang dinilai mampu memenuhi air baku di 4 wilayah yakni Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan. Bendungan Sidan memiliki luas 52 hektar dengan volume air 3,8 juta kubik dan rencananya menghasilkan debit air sebesar 1.700 liter per detik.
“Bendungan Sidan kapasitas produksinya 1.700 liter per detik untuk Kota Denpasar katanya dikasi sekitar 500-750 liter per detik, tapi itu kan 2021 kita sebenarnya sampai saat ini masih kekurangan air sebesar 450 liter per detik,” sebutnya.
Kata dia, jika Bendungan Sidan selesai dibangun, maka diharapkan seluruh masyarakat Denpasar bisa terlayani PDAM. Namun permasalahannya, Bendungan Sidan baru selesai digarap pada 2021.
“Padahal pada 2019, target MDGs kita sudah harus terpenuhi 100%, sementara sumber air di Denpasar tidak cukup dan baru terpenuhi 2021 itu pun baru selesai dibangun sementara untuk airnya bisa mengalir kapan, itu kan pertanyaannya,” katanya.
Menurutnya, untuk mengejar target MDGs ini, pihaknya sedang mengejar pembangunan bendung yang ada di Blusung Peguyangan pada 2018. Bendung Blusung ini akan mampu mengalirkan air sebesar 500 liter per detik.
“Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa terealisasi, di Blusung kita memang minta untuk dibuatkan bendung terkait kondisi airnya yang tinggi, hanya walaupun alirannya 500 liter per detik tapi kondisnya sungainya tidak bagus alirannya jadi kembang kempis,” katanya.