Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Asing & Konsorsium Pengusaha Bali Akan Bangun PLTG

Sejumlah pengusaha Bali bekerja sama dengan investor asing berencana membangun pembangkit listrik tenaga gas senilai Rp2 triliun yang diproyeksi menghasilkan daya 200 MW.
PLTG/Feri Kristianto
PLTG/Feri Kristianto

Kabar24.com, DENPASAR—Sejumlah pengusaha Bali bekerja sama dengan investor asing berencana membangun pembangkit listrik tenaga gas senilai Rp2 triliun yang diproyeksi menghasilkan daya 200 MW.

Ketua Umum Kadin Bali Anak Agung Ngurah Alit Wiraputra mengatakan kebutuhan listrik di Pulau Dewata yang semakin meningkat perlu segera disikapi dengan langkah nyata dan mengurangi ketergantungan terhadap pasokan dari Jawa.

“PTLG ini akan menggunakan teknologi terkini dari Jerman yang sangat efisien dan ramah lingkungan,” katanya, Rabu (25/10/2017).

Alit mengatakan telah mendengarkan presentasi dari investor dan membahas dengan beberapa pengusaha yang sepakat membuat konsorsium untuk mewujudkan proyek ini.

Ia menjelaskan kerja sama dengan investor asing ini untuk operasional dan transfer teknologi paling lama 2 tahun, setelah itu proyek akan dimiliki dan dilanjutkan para pengusaha lokal yang tergabung dalam konsorsium.

PLTG ini memerlukan lahan sekitar 25 hektare yang berada di pinggir pantai. Kata Alit dulu pernah direncanakan membangun pembangkit listrik di Karangasem, tapi kini tak memungkinkan karena kondisi Gunung Agung. Lokasi lain yang dibidik adalah wilayah Kabupaten Jembrana atau Kabupaten Buleleng.

Berdasarkan perencanaan yang ditawarkan investor, dalam jangka 8-9 tahun proyek ini sudah mencapai titik impas (break even point). Alit menjelaskan teknologi pembangkit ini cukuphemat dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga sampah yang memerlukan Rp1 triliun untuk menghasilkan 20 MW.

Menurut Alit nota kesepahaman proyek ini dengan investor akan ditandatangani November 2017 dan pengurusan izin serta amdal diperkirakan rampung dalam setahun mendatang. “Saya berharap proyek ini bisa mulai dikerjakan pada 2019, pembangunannya memerlukan waktu 18 bulan,” katanya.

Ia optimistis proyek ini bisa terealisasi dan bisa membantu mewujudkan kemandirian di bidang energi listrik serta program ‘clean and green’ yang telah dicanangkan Pemprov Bali.

Saat ini, beban puncak tenaga listrik di Bali mencapai 850 MW yang 400 MW di antaranya dipasok dari Jawa melalui kabel bawah laut, sedangkan sisanya diperoleh dari PLTG Sanggaran, Denpasar dan PLTU Celukan Bawang, Buleleng.

Putu Putrawan, Manajer Perencanaan PLN Distribusi Bali mengatakan saat ini di Bali tengah konsentrasi untuk mewujudkan Jawa-Bali Crossing dan pembangkit listrik tenaga sampah sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang telah ditetapkan Kementerian ESDM.

Kata dia jika ingin membangun PLTG yang tidak terdapat dalam RUPTL harus menyampaikan usulan dulu melalui PLN pusat yang memerlukan proses panjang. Kata dia PLTG juga masih memiliki ketergantungan dari luar Bali yakni pasokan bahan bakar gas.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper