Bisnis.com, JAKARTA - Militer China akan memulai upgrade perangkat keras secara besar-besaran dan menggoyang personil papan setelah adanya perintah Presiden Xi Jinping untuk membawa PLA menjadi kekuatan tempur kelas dunia dalam tiga dekade ke depan.
Rencana ambisiusnya untuk Tentara Pembebasan Rakyat diletakkan dalam sebuah laporan kepada kongres nasional Partai Komunis pada Rabu (18/10/2017), Xi mengatakan pada 2035 PLA harus memodernisasi dan menjadi sebuah militer dengan peringkat teratas pada 2050.
"Sebuah kekuatan militer dibangun untuk melawan. Militer kita harus menganggap kesiapan tempur sebagai tujuan untuk semua pekerjaannya dan fokus pada bagaimana menang saat dipanggil," kata Xi.
Pasukan paramiliter China/Reuters
Dia mengatakan teknologi merupakan inti kekuatan tempur dan PLA diperlukan untuk menerapkan strategi teknologi informasi dan perang modern untuk lebih maju.
Xi juga mengatakan perombakan militer yang sedang berlangsung harus mencakup perubahan pada petinggi PLA, integrasi yang lebih baik antara sektor sipil dan militer, dan kekuatan pertahanan perbatasan yang lebih kuat.
Pakar militer mengatakan Xi mendesak PLA untuk meningkatkan peralatan dan perubahan pasukan dan mempromosikan lebih banyak jenderal muda untuk menempatkan militer setara dengan rekan-rekannya di Barat.
Pesawat tempur buatan China J-20/Ilustrasi-anpdz.com
Baca Juga
PLA telah mengalami pergolakan tahun ini, dengan tujuh wilayah militernya dipangkas menjadi lima dan angkatan laut mendapatkan keuntungan dari pembangunan yang besar.
Perubahan tersebut terjadi saat China terus bertengkar dengan tetangganya mengenai klaim di laut China Selatan dan Timur dan memperluas kehadiran militernya ke luar negeri, mendirikan sebuah pangkalan di Djibouti.
Beijing juga didorong untuk memodernisasi oleh penempatan militer AS di kawasan pertahanan Asia-Pasifik dan Washington dengan tetangga China.
Pakar militer yang berbasis di Beijing Zhou Chenming mengatakan tujuan 2050 tersebut menyarankan agar Xi merasa China menghadapi ancaman krisis keamanan.
"Setelah beberapa dekade berdamai dengan berakhirnya perang dingin, China kini menghadapi banyak tantangan keamanan, dan Xi meramalkan perang bisa terjadi kapan saja. Tapi kapasitas tempur PLA masih tertinggal dari negara adidaya dunia seperti Amerika Serikat, "kata Zhou.
Analis militer juga mengatakan Komisi Militer Pusat yang kuat, yang dipimpin Xi, ditakdirkan untuk melakukan perubahan besar. Hampir 90% delegasi militer menghadiri kongres partai adalah wajah baru, sementara dua kelas berat Central Military Commission (CMC) telah digulingkan.
Dalam dua bulan terakhir, Jenderal Fang Fenghui, mantan kepala Departemen Staf Gabungan CMC, telah digantikan oleh Jenderal Li Zuocheng, veteran Sino-Vietnamese war; dan Jenderal Zhang Yang, mantan kepala Komisi Political Work Department telah dipecat dan posisinya diisi oleh Admiral Miao Hua, mantan komisaris politik PLA Navy.
Sumber-sumber militer mengatakan Xi mungkin akan menempatkan orang-orangnya sendiri di posisi kunci CMC untuk mendorong dilakukannya reformasi.
Di antara mereka tersebut adalah Li --Wakil ketua CMC Xu Qiliang-- Jenderal Zhang Youxia, mantan anggota CMC yang mengawasi pengembangan peralatan dan proyek antariksa dan Jenderal Wei Fenghe, mantan komandan Rocket Force, yang baru dibentuk.
Pengamat militer Hong Kong Liang Guoliang mengatakan Xi dapat mempromosikan lebih banyak jenderal seperti Li dengan pengalaman tempur yang sesungguhnya atau perwira senior inovatif lainnya ke CMC.
"Xi memahami strategi militer China yang diciptakan oleh Mao Zedong, seperti taktik partisan dan the human wave strategy, semuanya sudah usang. Hanya jenderal baru yang bersedia datang dengan pemikiran baru untuk memenuhi modernisasi militer, "kata Liang.