Kabar24.com, JAKARTA - Amerika Serikat dan China sedang mengkaji berbagai alternatif untuk menghadapi Korea Utara setelah gagalnya peluncuran uji coba rudal oleh negara komunis itu sehari setelah parade militer besar-besaran di Pyongyang.
Penasehat keamanan nasional Presiden Donald Trump, Letnan Jenderal, H R McMaster mengatakan bahwa ada konsensus dengan China bahwa situasi yang disebut sebagai 'perilaku mengancam dari Korea Utara' tidak bisa dibiarkan.
Presiden Trump sudah lebih dulu mengatakan bahwa China 'sedang bekerja dengan kami' dalam masalah tersebut. Pemerintah China, yang merupakan sekutu terdekat Pyongyang, didesak Washington agar memberi tekanan lebih besar kepada sekutunya.
Komentar yang disampaikan Letjen McMaster, tampaknya merupakan pengukuhan pertama bahwa kedua negara bekerja sama untuk menangani masalah Korea Utara.
Menurut McMaster, uji coba rudal terbaru Korea Utara menunjukkan pola perilaku provokasi dan destabilisasi selain bersifat mengancam.
Presiden AS sudah menjelaskan bahwa dia tidak bisa menerima Amerika Serikat serta sekutu dan mitranya berada di bawah tekanan dari rezim yang bersikap bermusuhan dengan senjata nuklir, ujarnya
"Saya kira ada konsensus internasional saat ini, termasuk China dan kepemimpinan Cina, bahwa situasi seperti ini tidak bisa berlanjut," ujarnya sebagaimana dikutip BBC.com, Senin (17/4/2017).
Penyelidikan atas uji coba rudal yang gagal tersebut masih berlangsung, namun seorang pejabat AS yang tidak disebut namanya mengatakan kecil kemungkinannya berupa rudal antarbenua ICBM.
Tujuan Korut melakukan uji coba diduga adalah untuk menempatkan hulu ledak nuklir di ICBM yang bisa menjangkau berbagai sasaran di dunia.
AS dan China Kaji Cara Menghadapi Provokasi Korut
Amerika Serikat dan China sedang mengkaji berbagai alternatif untuk menghadapi Korea Utara setelah gagalnya peluncuran uji coba rudal oleh negara komunis itu sehari setelah parade militer besar-besaran di Pyongyang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : John Andhi Oktaveri
Editor : Andhika Anggoro Wening
Topik
Konten Premium