Kabar24.com, JAKARTA - Pada Hari Kota Dunia, 31 Oktober mendatang, Perserikatan Bangsa Bangsa mengusung tema Innovative Governance, Open Cities. Kota-kota di dunia diminta lebih terbuka terhadap para pendatang.
Urbanisasi tidak lagi dipandang sebagai ancaman melainkan peluang untuk kota itu lebih maju. Sebagai anggota PBB, Indonesia juga mulai bersiap-siap merespon permintaan itu.
Sekretaris Jenderal Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Rina Agustin Indriani menyebut isu itu cukup baru karena selama ini kota-kota di Indonesia terkesan menutup diri.
Kebiasaan menutup diri dari pendatang karena dianggap sebagia ancaman sudah bukan zamannnya lagi.
Namun, sekarang itu harus ada pemahaman bahwa kota harus dikembangkan secara bersama-sama.
“Semua bisa mengambil manfaat dan berkontribusi untuk kota,” ujarnya di Ambon, Jumat (5/10/2017).
Baca Juga
Bahkan kota-kota di luar negeri telah lama memperaktikan hal itu. Misalnya, Barcelona menjadikan urbanisasi sebagai sumber ekonomi.
Pemerintah kota itu berhasil menjadikan urbanisasi bukan ancaman melainkan nilai tambah. Rina mengatakan, berdasarkan data PBB urbanisasi manjur untuk meningkatkan perekonomian.
Keberhasilan Barcelona dan kota-kota lain di dunia tak lepas dari perencanaan yang matang, regulasi yang mengatur, dan peran partisipasi pemerintah serta seluruh pihak.
Rina mengatakan, Indonesia memiliki potensi itu karena arus urbanisasi di kota-kota besar cukup besar.
Sekarang tinggal direncanakan, disiapkan infrasktutktur, libatkan semua pihak, dan didukung pendanaannya.
“Kami arahkan ke sana bagaimana mencari inovasi untuk bisa menciptakan kota terbuka ini,” ujarnya.