Kabar24.com, JAKARTA - Indonesia dan Singapura berencana memperkuat kerja sama untuk kepentingan regional ke depan. Langkah tersebut diambli setelah kedua negara memperkuat kerja sama bilateral dalam satu tahun terakhir.
Hal itu diungkapkan Duta Besar Indonesia untuk Singapura I Gede Ngurah Swajaya. Menurutnya, sebagai contoh kolaborasi bilateral untuk kepentingan regional adalah terkait ekonomi digital dengan memanfaatkan masyarakat ekonomi Asean (MEA).
“Kerja sama ke depan bukan hanya kepentingan bilateral tapi regional, contoh e-commerce. Perusahaan e-commerce Indonesia dan Singapura bekerjasama sehingga pasarnya bukan hanya di Indonesia dan Singapura tapi Asean. Kita juga manfaatkan UKM dengan mekanisme e-commerce tadi dalam rangka menembus pasar Asean,” ujarnya, Kamis (28/9/2017).
Dia mengatakan, perluasan kerja sama dengan Singapura ke tataran regional karena hubungan bilateral kedua negara yang kuat. Dia mengutip BKPM, investasi Singapura di Indonesia menjadi yang terbesar selama empat tahun terakhir. Dan pertumbuhan investasi negeri jiran itu di atas 50% tahun lalu dan menjadi penaikan terbesar.
Di sisi lain, kerja sama itu semakin diperkuat dengan masuknya industri Singapura ke kawasan industri Kendal, Jawa Tengah pada akhir tahun lalu. Bahkan, kata dia, setelah melakukan evaluasi pemerintah Singapura sangat puas dengan perkembangan di Kendal tersebut.
Di awal, hanya dua perusahaan yang menanamkan ‘pondasi’ modalnya di Kendal. Dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, sudah ada 40 lebih perusahaan negara tetangga itu di Kendal.
Baca Juga
“Penandatanganan kesepakatan kerjasama di Kendal akhir tahun lalu itu komitmennya untuk industri padat karya dan pariwisata,” ujarnya.
Dalam hal pariwisata, lanjut dia, ada empat kesepakatan yang terus dikembangkan. Pertama, membuat paket wisata untuk wisatawan yang melancong ke Singapura akan pula diarahkan ke Nusantara.
Kedua, wisata kapal pesiar. Untuk itu, destinasi yang dijajaki adalah Kuala Tanjung, Belitung, Jakarta, Semarang, Surabaya dan Bali. Dia menyebut, dalam pariwisata ini kendala utama adalah infrastruktur penunjang. Kendati demikian, Singapura pun berkomitmen untuk investasi seperti ekspansi pelabuhan Benoa di Bali.
“Ketiga, adalah MICE tourism salah satunya yang kami tawarkan paket wisata konvensi. Meeting di Singapura wisatanya di Indonesia, karena Singapura itu pada periode waktu tertentu sudah menjadi agenda untuk melakukan pertemuan-pertemuan internasional,” katanya.
Keempat, adalah sumber daya manusia. Menurutnya perlu ada percepatan, Indonesia perlu meniru pendidikan vokasi di Singapura yang mengadopsi dari Jerman. Di sana, industri yang ingin dikembangkan 10 tahun ke depan, pendidikannya sudah dipersiapkan dari sekarang.
“Kemitraan ini memang harus dilanjutkan dalam konteks Asean. Potensi talenta kita dan dengan pasar yang besar hingga 260 juta jiwa. Sedangkan mereka punya jaringan internasional yang kuat dan belum kita miliki,” ujarnya.