Kabar24.com, JAKARTA--Kelompok militan Palestina Hamas menyatakan akan membubarkan komite yang memerintah Gaza dan menggelar pemilu.
Dalam sebuah pernyataan, Hamas juga menyatakan ingin melakukan pembicaraan dengan saingannya Fatah untuk mengakhiri permusuhan yang telah berlangsung selama beberapa dekade.
Setelah kekerasan antara dua faksi pada 2007 lalu, Fatah mulai keluar dari Jaluar Gaza. Upaya yang dilakukan kelompok itu untuk membentuk pemerintah yang bersatu di Gaza dan Tepi Barat gagal dilakukan.
Hamas mengatakan langkah itu merupakan hasil dari negosiasi Mesir untuk persatuan Palestina.
Organisasi itu menyatakan ingin menggelar pertemuan "untuk mencapai rekonsiliasi di Palestina dan menghentikan perbedaan".
Fatah yang mendominasi Otoritas Palestina pimpinan Presiden Mahmoud Abbas di Tepi Barat, belum berkomentar mengenai langkah Hamas tersebut.
Baca Juga
Tetapi laporan di Mesir megatakan bahwa seorang delegasi Fatah berada di Mesir Sabtu (16/9) lalu untuk membahas kemungkinan rekonsiliasi sebagaimana dikutip BBC.com, Minggu (17/9/2017).
Langkah itu merupakan syarat utama untuk rekonsiliasi yang diminta Abbas. Tetapi tidak jelas apakah Hamas siap untuk menempatkan pasukan keamanannya di bawah kekuasaan Abbas, satu hal yang lazim di masa lalu.
Hamas berkuasa di Gaza sejak 2007 lalu, ketika memenangkan pemilu legislatif mengalahkan Fatah yang merupakan partai berkuasa saat itu.
Bentrokan mematikan antara Fatah dan Hamas terjadi di gaza pada Juni 2007 lalu, setelah Hamas membentuk pemerintahan yang bersaing dengan pemerintah.
Hamas meninggalkan Fatah dan otoritas Palestina yang memerintah di sejumlah wilayah di Tepi Barat yang tidak berada dalam kekuasaan Israel.
Sejak 2007, Israel telah memberlakukan blokade penuh ke Gaza.