Kabar24.com, MATARAM - Kabupaten Sumbawa menjadi lokasi kedua pembangunan sarana pengolah limbah ternak setelah pilot project dianggap berhasil di Kabupaten Lombok Utara.
Pembangunan sarana pengolahan limbah ternak dilakukan di Kelompok Ternak Liang Bukal, Desa Batu Tering Sumbawa Besar. Kelompok ini dipilih sebagai percontohan pengembangan konsep peternakan terintegrasi di Sumbawa Besar, yang juga merupakan kelompok ternak binaan Bank Indonesia kantor perwakilan NTB.
Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB Prijono mengharapkan agar masyarakat dapat beternak dengan metode dikandangkan dibandingkan dengan metode dilepas.
Di Sumbawa sendiri budidaya sapi masih menjadi usaha sampingan, dimana sapi dilepas dan tidak dipantau. Dengan metode dikandangkan, peternak dapat memperoleh lebih banyak keuntungan dengan lebih mudah mengontrol kebutuhan pakan, sehingga kenaikan bobot ternak lebih terukur.
Sektor pertanian dan peternakan merupakan sektor utama penopang perekonomian Kabupaten Sumbawa, sehingga kedua sektor tersebut pun turut andil dalam menciptakan lapangan kerja dan menjaga stabilitas harga pangan.
"Metode dikandangkan tersebut akan memudahkan warga dalam memanfaatkan kotoran sapi baik padat maupun cair untuk dijadikan pupuk melalui metode fermentasi. Selama ini kotoran sapi menjadi limbah dan mencemari lingkungan. Padahal apabila diolah secara tepat, kotoran tersebut dapat memberikan manfaat ekonomi tinggi sekaligus mendorong pertanian organik ramah lingkungan," ujar Prijono seperti dikutip Bisnis.com dalam keterangan resmi yang diterima di Mataram, Minggu (10/9/2017).
Baca Juga
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dengan kapasitas puluhan ekor sapi yang ada, diperkirakan mampu menghasilkan pupuk sekitar 9 ton per bulannya, sehingga cukup untuk menjadi pupuk dasar bagi 9 hektare lahan pertanian.
Bantuan yang diberikan Bank Indonesia berupa alat biodigester berkapasitas 17m3. Bantuan biodigester tersebut lengkap terdiri dari bak penampung limbah ternak, pengolahan pupuk padat dan cair, generator alat pembangkit listrik dari biogas kotoran tenak berkapasitas 1.000 watt, dan alat pengemasan pupuk biourine.
Bantuan tersebut melengkapi serangkaian bantuan yang telah diberikan BI sebelumnya berupa pembuatan jaringan pipa dari sumber mata air ke desa, serta pembuatan kandang komunal.
Pemerintah Kabupaten Sumbawa juga mendukung program ini khususnya dalam hal mengintegrasikan pertanian dan peternakan. Limbah peternakan seperti kotoran sapi dapat digunakan untuk pupuk pertanian. Sebaliknya, limbah pertanian seperti bonggol jagung dan batang jagung dapat digunakan untuk pakan konsentrat ternak.
Dengan konsep tersebut maka tidak akan ada sumber daya yang terbuang, sehingga baik peternak maupun petani dapat memenuhi kebutuhannya secara mandiri.