Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Napak Tilas Kemerdekaan Indonesia (4) : Soekarno-Hatta Bertemu Jenderal Nishimura

Soekarno, Hatta dan Maeda dan penerjemah Shunkichiro Miyoshi kemudian berusaha menemui Kepala Pemerintahan Militer Jepang Jenderal Moichiro Yamamoto dan Direktur Urusan Umum Pemerintahan Militer Jepang Jenderal Otoshi Nishimura. Sedangkan Soebardjo diajak Soekarni bertemu Chaerul Saleh cs di Manggarai.
Seorang pecinta paralayang melintas di atas tebing saat pengibaran Bendera Merah Putih terpanjang di Pantai Pandawa, Badung, Bali, Senin (14/8). Pengibaran Bendera Merah Putih sepanjang 800 meter tersebut untuk memperingati HUT ke-72 Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, memperkuat nasionalisme dan sekaligus memecahkan rekor MURI. ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
Seorang pecinta paralayang melintas di atas tebing saat pengibaran Bendera Merah Putih terpanjang di Pantai Pandawa, Badung, Bali, Senin (14/8). Pengibaran Bendera Merah Putih sepanjang 800 meter tersebut untuk memperingati HUT ke-72 Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, memperkuat nasionalisme dan sekaligus memecahkan rekor MURI. ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

Bertemu Nishimura

Soekarno, Hatta dan Maeda dan penerjemah Shunkichiro Miyoshi kemudian berusaha menemui Kepala Pemerintahan Militer Jepang Jenderal Moichiro Yamamoto dan Direktur Urusan Umum Pemerintahan Militer Jepang Jenderal Otoshi Nishimura. Sedangkan Soebardjo diajak Soekarni bertemu Chaerul Saleh cs di Manggarai.

Yamamoto menolak menemui mereka dengan alasan telah larut malam. Nishimura bersedia menemui mereka, tetapi tetap tidak mau mengubah "status quo" Itu berarti Jepang yang telah takluk kepada Sekutu hendak mempertahankan keadaan Indonesia sebagaimana adanya.

"Kalau tadi pagi masih dapat dilangsungkan proklamasi kemerdekaan. Mulai pukul satu tadi siang, sejak kami menerima perintah atasan, kami tidak dapat mengubah status quo," kata Nishimura.

Keterangan Nishimura itu menimbulkan reaksi dan protes dari Soekarno-Hatta. Mereka menilai Jepang tidak menepati janji. Soekarno-Hatta akhirnya kembali ke rumah Maeda. Ada pun Maeda, diam-diam sudah pulang lebih dulu saat pertemuan berlangsung.

Sementara itu, anggota PPKI mulai berdatangan ke rumah Maeda. Mereka berkumpul sambil duduk menunggu.

Mereka tidak tahu apa yang ditunggu. Sebagian dari mereka diliputi kekhawatiran karena pada malam sebelumnya sempat "ditahan" para pemuda di Jalan Prapatan 10.

Tengah malam, antara 16 Agustus 1945 dan 17 Agustus 1945, Soekarno-Hatta tiba di rumah Maeda setelah bertemu Nishimura. Di rumah Maeda telah berkumpul banyak orang dari anggota PPKI, pemimpin-pemimpin pemuda dan pergerakan.

Di kamar depan rumah Maeda; Soekarno, Hatta, Miyoshi dan Maeda berlangsung pembicaraan serius. Para pemimpin bangsa Indonesia telah menyatakan bangsa Indonesia menolak dijadikan barang inventaris yang harus diserahkan Jepang kepada Sekutu.

Karena itu, mereka mengatakan akan menyatakan kemerdekaan saat itu juga serta menunjukkan pada bangsa lain bahwa suatu bangsa berhak menentukan nasib sendiri dengan memproklamasikan kemerdekaannya.

Maeda mendengarkan pembicaraan itu dengan baik. Dia kemudian mengundurkan diri untuk menuju kamar tidurnya di lantai atas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman Sebelumnya
Rapat Persiapan Proklamasi
Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper