Rapat Persiapan Proklamasi
Menurut buku komik "Peristiwa Sekitar Proklamasi" yang diterbitkan Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Soekarni yang mengetahui rencana pertemuan di rumah Maeda kemudian menghubungi golongan pemuda yang ada di Jalan Prapatan 10 dan Jalan Cikini 71.
Dia memberitahu mereka bahwa malam itu akan diadakan rapat persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia di rumah Maeda.
Akhirnya pada pukul 22.00, Soekarno yang sudah sempat beristirahat sejenak di rumahnya, tiba di rumah Hatta. Bersama Soebardjo dan Sudiro, mereka kemudian pergi ke rumah Maeda.
Dalam "Seputar Proklamasi Kemerdekaan" (2015) pada bagian "Kesaksian Shigetada Nishijima", Nishijima menuturkan Soekarno, Hatta dan Soebardjo tiba di rumah Maeda sekitar pukul 23.00 dengan dikawal Soekarni yang mengenakan seragam Pembela Tanah Air (PETA) lengkap dengan senjata revolver dan pedang bersama sejumlah pemuda lain.
Nishijima kemudian mempersilakan Soekarno-Hatta masuk ke ruang depan di dekat serambi depan. Soekarno-Hatta kemudian duduk, sementara para pemuda berdiri berjajar di belakang mereka.
Soebardjo sendiri berdiri di serambi depan dan bercakap-cakap dengan Nishijima. Dari Soebardjo, Nishijima tahu bahwa Soekarno-Hatta dibawa oleh kelompok pemuda ke Rengasdengklok.
Maeda kemudian turun dan menemui Soekarno-Hatta di ruangan depan. Nishijima tidak tahu apa yang mereka bicarakan, tetapi tampaknya bukan sesuatu yang penting karena cukup singkat.
Nishijima dan Soebardjo kemudian masuk dan memberitahu Maeda bahwa Soekarno-Hatta sebelumnya dibawa kelompok pemuda ke Rengasdengklok. Maeda tampak serius tetapi tenang saat mendengar kabar tersebut.
"Berjuang untuk kemerdekaan bisa saya hargai. Dan tidak saya duga dorongan di antara orang-orang Indonesia untuk itu demikian besar. Tetapi saya pasti tidak dapat menyetujui metode-metode revolusioner demikian itu," kata Maeda kepada para pemuda.
Maeda mengatakan kepergian Soekarno-Hatta dari Jakarta tanpa sepengetahuan penguasa militer Jepang merupakan kejadian serius. Seandainya mereka tidak kembali, Maeda mengatakan bisa berakibat buruk bagi keamanan dan ketertiban.