Bisnis.com, JAKARTA—Indeks harga produsen China tumbuh stabil pada Juli, meskipun harga bahan baku utama mengalami kenaikan tipis karena perkiraan turunnya pasokan karna memasuki musim dingin. Sementara itu indeks harga konsumen terekam tumbuh melambat.
Biros Statistik nasional China (NBS) mencatat, indeks harga produsen (PPI) china tumbuh 5,5% pada Juli secara year on year (yoy). Capaian itu tidak berubah dari bulan sebelumnya. Adapun realisasi bulan lalu tersebut sesuai dengan ekspektasi pasar yang memprediksi pada level yang sama.
“Kenaikan harga komoditas seperti produk baja dan non-ferrous membuat manufaktur China cukup solid,” tulis NBS dalam keterangan resminya, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (9/8/2017).
Seperti diketahui, harga komoditas berjangka seperti baja rebar telah menunjukkan peningkatan kembali pada Juni, dan diperkirakan akan terus naik hingga awal Agustus. Hal ini memupus kekhawatiran bahwa kelebihan kapasitas baja di pasar global akan terus berlanjut.
Pasalnya, China telah memangkas produksi sekitar 120 juta ton baja kelas rendah dan 42,39 juta ton baja mentah pada semester I/2017. Jumlah itu setara dengan 84% target produksinya sepanjang tahun ini.
Sementara itu, indeks harga konsumen (IHK) China tumbuh melambat menjadi 1,4% pada Juli secara yoy. Jumlah itu lebih rendah dari capaian Juni yang mencapai 1,5%. Selain itu para pelaku pasar juga berekspektasi dan IHK bulan lalu tumbuh 1,5% atau tak berubah selama tiga bulan berturut-turut.
Harga pangan, yang menjadi komponen terbesar penyusun IHK, turun 1,1% secara yoy. Adapun, China telah menetapkan target inflasi sebesar 3% dan pertumbuhan ekonomi sekitar 6,5% pada tahun ini.