Kabar24.com, MATARAM - Nilai tukar petani (NTP) untuk tanaman holtikultura, perkebunan rakyat, dan perikanan budi daya harus mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah. Pasalnya, NTP di tiga subsektor tersebut kerap berada di bawah 100.
Badan Pusat Statistik NTB mencatat pada Juli 2017 NTP untuk holtikultura hanya sebesar 89,26, untuk perkebunan rakyat sebesar 93,27, dan untuk perikanan budi daya sebesar 91,17.
Kepala BPS NTB Endang Tri Wahyuningsih menyebut secara gabungan NTP Provinsi NTB sebesar 104,44 yang berarti NTP Juli 2017 turun 0,61% dibandingkan dengan Juni 2017 dengan NTP sebesar 105,06.
"NTP NTB yang diperoleh dari hasil bagi antara indeks yang diterima petani dengan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM), pada Juli 2017 tercatat 112,81 yang berarti turun 0,14% dibandingkan dengan Juni 2017 dengan nilai tukar usaha pertanian 112,97," papar Endang di Mataram, Rabu (2/8/2017).
Endang mengingatkan agar dinas dan instansi terkait bisa melakukan tindakan serius guna meningkatkan NTP agar tingkat kesejahteraan petani bisa turut meningkat.
Dari 33 provinsi yang dilaporkan pada bulan Juli 2017, terdapat 10 provinsi yang mengalami peningkatan NTP dan 23 provinsi mengalami penurunan NTP.
Peningkatan tertinggi terjadi di Jawa Timur yaitu 0,89%, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Sulawesi Tenggara yaitu 1,40% di mana indeks yang diterima petani turun 0,66%.