Kabar24.com, JAKARTA--Amerika Serikat menegaskan tidak akan meminta PBB untuk melangsungkan sidang Dewan Keamanan terkait uji coba rudal Korea Utara karena sidang itu sudah tidak ada gunanya.
Rapat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) disebut malah akan memberikan pesan kepada Korea Utara bahwa komunitas internasional tidak berniat melawan negara itu," ujar Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley.
Sebelumnya, Pyongyang mengklaim bahwa uji coba membuktikan bahwa rudal mereka bisa mencapai seluruh wilayah Amerika Serikat.
Amerika Serikat sendiri menjawab aksi Korut itu dengan melakukan uji coba sistem anti-rudal dan menerbangkan pesawat pengebom ke Semenanjung Korea.
Haley mengungkapkan Korea Utara selama ini telah menjadi subyek berbagai resolusi Dewan keamanan PBB, tetapi negara itu tetap tidak tersentuh hukum.
"Pertemuan tambahan Dewan Keamanan PBB berikut resolusinya yang tidak memberikan tekanan signifikan dari dunia internasional kepada Korea Utara, tidaklah berguna," kata Haley.
Baca Juga
Menurutnya, sidang PBB hanya akan memperburuk keadaan karena akan membuat diktator Korea Utara melihat bahwa dunia internasional tidak berniat secara serius menentangnya. Haley pun meminta China untuk meningkatkan pengawasan pada Korea Utara.
"China harus memutuskan dan segera bertindak jika sudah merasa perlu. Waktu untuk berdialog sudah habis," katanya sebagimana dikutip BBC.co.uk, Senin (31/7).
Pada Jumat (28/7), Korea Utara untuk kedua kalinya menguji coba rudal balistik antar benua (ICBM). Uji coba itu dilakukan tiga minggu setelah tes ICBM yang pertama.
Meski dikecam China, militer Amerika Serikat telah mulai memasang sistem Thaad di Korea Selatan, sebuah sistem yang bisa menembak jatuh rudal yang ditembakkan Korea Utara.
Selain itu, pesawat pengebom B-1 AS juga telah melaksanakan pelatihan di Semenanjung Korea Selatan dan Jepang pada Sabtu, (29/7).
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengecam China yang dinilainya tidak bertindak aktif menghentikan program rudal Korea Utara. Malah China melakukan kegiatan perdagangan bernilai "miliaran dollar" dengan Korut, ujarnya.