Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jateng Tertibkan Penambangan di Area Sabo Dam Kaliputih

Aktivitas penambangan liar oleh sekitar 20 kelompok penambang pengeruk pasir dan bebatuan di area Sabo Dam Kaliputih, Desa Djumoyo, Kecamatan Salam, Magelang harus dihentikan sebelum mendapat legalitas.
Penambang mencari pasir sungai Bengawan Solo, di Masaran, Sragen, Jawa Tengah, Rabu (29/3)./Antara-Mohammad Ayudha
Penambang mencari pasir sungai Bengawan Solo, di Masaran, Sragen, Jawa Tengah, Rabu (29/3)./Antara-Mohammad Ayudha

Kabar24.com, SEMARANG—Aktivitas penambangan liar oleh sekitar 20 kelompok penambang pengeruk pasir dan bebatuan di area Sabo Dam Kaliputih, Desa Djumoyo, Kecamatan Salam, Magelang harus dihentikan sebelum mendapat legalitas.

Pasalnya, penambangan yang tidak teratur dapat mengancam kondisi bangunan penahan lahar dingin senilai lebih dari Rp300 miliar tersebut.

Fakta tersebut mengemuka ketika Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meninjau kondisi terkini Sabo Dam Kaliputih, Rabu (12/7). Orang nomor satu di Jawa Tengah itu tidak memungkiri, sebagian dari warga setempat menggantungkan hidup mereka pada aktivitas penambangan.

Ganjar menerangkan, aktivitas penambangan warga harus dilakukan secara legal dengan mengurus izin. Apabila aktivitas penambangan dilakukan secara legal, pemerintah daerah lebih mudah untuk memantau dan mengendalikannya sehingga tidak merusak lingkungan.

“Di wilayah ini kira-kira ada 20 kelompok penambang. Saya minta mereka dikumpulkan. Kalau kita kumpulkan dan mereka masih ingin menambang, maka kita carikan tempat penambangan. Agak naik sedikit tapi aman, silakan dipakai ditambang dengan baik. Sedimentasi dari pasir perlu dikeruk, tapi harus mau diatur. Sebab kalau tidak mau diatur nanti merusak,” ujarnya seperti dikutip dari laman resmi Pemprov Jateng.

Untuk mengatasi aktivitas penambangan liar itu, Ganjar mendapat usulan dari Kepala Desa Djumoyo, Sungkono, agar membuat beberapa kolam ikan di sabo dam tersebut. Dengan gagasan itu, Sungkono berharap, warga penambang bisa beralih mata pencaharian.

Tidak lagi menambang pasir dan batu di sana, melainkan mulai mengelola “tambak dadakan” tersebut.

“Pak Lurah tadi menarik usulannya, kita buatkan kolam ikan saja Pak. Jadi mereka tidak nambang lagi. Mereka dibuatkan pekerjaan baru. Kita bantu yang ingin kolam ikan. Silakan teknisnya dibuat. Artinya kita juga peduli dengan masyarakat yang ada di sekitarnya, tapi sabo ini tetap harus dijaga. Kalau sabo ini tidak dijaga dan suatu ketika terjadi banjir bandang, maka ini hancur semua. Nggak ada yang ngerem pasir dengan kekuatan yang luar biasa,” tuturnya.

Mantan anggota DPR RI itu berpesan agar aparatur desa segera mengumpulkan warga penambang dan mensosialisasikan gagasannya tersebut. Sehingga mereka benar-benar mau beralih pekerjaan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper