Kabar24.com, JAKARTA - Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta bekerja sama dengan Contending Modernities Working Group on Indonesia University of Notre Dame Australia akan menggelar konferensi internasional.
Konferensi internasional bertajuk Beyond Coexistence in Plural Societies di kampus UIN Jakarta di Ciputat Tangerang Selatan, pada 10-11 Juli 2017 itu rencana membahas isu mengenai pluralitas masyarakat Indonesia di tengah tantangan intoleransi dan sektarianisme keagamaan.
Ketua LP2M UIN Jakarta, Arskal Salim, mengatakan Indonesia menjadi rumah bagi sekitar 200 juta muslim yang hidup berdampingan secara damai dengan para penganut Kristen dan agama-agama lainnya.
“Keragamaan keagamaan yang relatif stabil dan terjaga menjadi modal penting tumbuhnya Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia setelah India dan Amerika Serikat,” katanya pada Jumat (7/7/2017).
Menurutnya, keragaman keagamaan yang terjadi di Tanah Air itu sesungguhnya tidak sepi dari beragam tantangan yang belakangan ini cenderung menguat dalam bentuk intoleransi dan sektarianisme keagamaan.
“Baru-baru ini negara dan masyarakat Indonesia dihadapkan pada menguatnya intentoleransi dan sektarianisme keagamaan,” ujarnya dalam situs resmi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dia menjelaskan dari konferensi internasional itu diharapkan melahirkan formulasi teoretis dan praktis dalam memelihara harmoni masyarakat Indonesia yang plural, oleh para narasumber yang sebagian besar merupakan peneliti isu-isu sosial, politik, keagamaan Indonesia.
Adapun panelis yang rencana hadir antara lain Scott Appleby, Mun’im Sirry, dan Ibrahim Moosa dari University of Notre Dame serta Robert W. Hefner dari Boston University, James B. Hoesterey dari Emory University, Eckhard Zemmirch dari Humboldt-Universitat, dan Muhamad Ali dari University of California.
Sedangkan dari dalam negeri Azyumardi Azra dan Arskal Salim dari UIN Jakarta, Zaenal Abidin Bagir dari Universitas Gadjah Mada, Ihsan Ali Fauzi dari PUSAD Paramadina, Elga Sarapung dari Dian-Interfidei Yogyakarta, Bagus Laksana dari Universitas Sanata Dharma, dan Dadi Darmadi dari PPIM UIN Jakarta.