Bisnis.com, JAKARTA--Jajaran Polri perlu lebih bersiaga sejalan dengan kasus serangan teroris di Polda Sumatra Utara. Pasalnya, kejadian tersebut menjadi sebuah keprihatinan terkait profesionalisme Polri.
Dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengungkapkan para pelaku dengan senjata seadanya, mereka nekat menyerang polisi bersenjata lengkap yang sedang bertugas di markas kepolisian.
"IPW menilai pascaserangan bom di Kampung Melayu Jakarta Timur, para teroris ternyata makin super nekat. Keberhasilnya membunuh tiga polisi dan melukai dua polisi lainnya di Kampung Melayu sepertinya menjadi inspirasi bagi para teroris untuk meningkatkan serang ke jajaran Polri. Terbukti, (saat) Idul Fitri, di saat masyarakat bergembira dalam silaturahmi, para teroris melakukan serangan ke Polda Sumut. Hanya dengan senjata seadanya, yakni sebilah pisau. Ironisnya, mereka berhasil membunuh seorang perwira polisi," paparnya.
Dia menambahkan dari kasus ini, publik jelas merasa prihatin karena anggota polisi ternyata tidak bisa melindungi dirinya sendiri, saat diserang pelaku kejahatan di markasnya sendiri.
"Lalu bagaimana polisi bisa melindungi orang lain atau masyarakat dari serangan pelaku kejahatan. Sebaliknya, kasus Polda Sumut menjadi catatan "bersejarah" bagi jaringan teroris. Hanya dengan senjata seadanya mereka bisa membunuh seorang perwira polisi," tambah Neta.
Sehingga kejadian ini dikhawatirkan dapat menjadi inspirasi bagi para teroris untuk terus menerus meningkatkan serangan dan sekaligus menjadi motivasi bagi kader kadernya bahwa hanya dengan sebilah pisau ternyata bisa membunuh perwira polisi.
IPW mengimbau agar Polri dan jajarannya untuk bersikap waspada dan meningkatkan kepekaan serta selalu terlatih menghadapi berbagai situasi, sehingga anggota polisi tidak menjadi bulan-bulan teroris atau pelaku kejahatan lainnya.