Bisnis.com, JAKARTA – Gara-gara melakukan 96 juta panggilan telepon palsu, seorang pria di Miami, Amerika Serikat ini terancam denda US$120 juta dari Federal Communication Commision (FCC), Amerika Serikat.
Seperti dilansir Bloomberg Jumat (23/6), Adrian Abramovic mencoba mengelabui konsumen dengan menjawab panggilan untuk mendengarkan pesan iklan dari perusahaan travel. FCC pun mencatat intensitas telepon rata-rata lebih dari 1 juta panggilan per hari
Ketua FCC Ajit Pai mengatakan, pihaknya sudah mengambil tindakan besar dan belum pernah terjadi sebelumnya dalam melawan skema panggilan telepon tiruan yang mengerikan tersebut,” ujarnya.
Kronologis dari aksi Abramovic ini adalah melakukan panggilan dan penerima panggilan melihat nomor telepon yang masuk dari nomor lokal. Namun, ketika menjawab telepon itu, penerima panggilan diminta untuk menekan angka satu dan setelah itu dihubungkan dengan iklan jasa perjalanan liburan atau travel.
Penerima telpon pun langsung dihubungkan kepada call center yang tidak berafiliasi dengan perusahaan yang disebutkan dalam pesannya. Jadi, penerima telpon dialihkan kepada call center asing di mana operator mencoba menjual paket liburan.
Dalam penawaran iklan disebut banyak perusahaan biro perjalanan ternama seperti, Expedia Inc., TripAdvisor Inc., Marriot International Inc., dan Hilton Worldwide Holdings Inc.
Wakil Presiden Senior TripAdvisor Adam Medros mengatakan, klimaks panggilan palsu itu menghubungkan warga Amerika Serikat dengan pusat panggilan di Meksiko.
“Kami pun bekerja sama dengan FCC untuk menyelidiki lebih jauh setelah ada konsumen yang mengeluh,” ujarnya.
Aksi itu disbeut melanggar undang-undang terkait pelarangan pemalsuan informasi identifikasi informasi penelpon. Abramovic disebut telah berupaya membuat 96 juta panggilan robot palsu selama tiga bulan. Hukuman yang diajukan berdasarkan 80.000 panggilan yang telah diverifikasi FCC.
Walaupun begitu, Abramovic masih mendapatkan kesempatan untuk banding terkait penetapan pinalti yang diajukan FCC sebelum keputusan.