Kabar24.com, JAKARTA – Proyek Forest City, Malaysia diakui pihak pengembang dan konsultannya tidak akan terganggu karena banyak pembeli asal China yang mengurungkan niat untuk menyelesaikan kesepakatan pembelian properti di sana. Warga China banyak yang takut masuk daftar hitam setelah pemerintah Negeri Tirai Bambu itu memperketat transaksi valas.
Pihak Country Garden Holdings Co., yang menjadi pengembang Forest City, mengatakan kontrol dari Pemerintah China terkait transaksi valas warganya itu tidak akan berdampak material terhadap penjualan dan konstruksi di Forest City.
“Saat ini kami telah menyelesaikan sebuah hotel mewah dan menyerahkan 132 unit apartemen tahap pertama pada Mei kemarin,” ujarnya seperti dilansir Bloomberg pada Sabtu (23/6/2017).
Country Garden pun disebut sudah mulai menghentikan pemasaran Forest City di China dan juga tidak lagi menawarkan tur ke proyek Forest City kepada calon pembeli asal Negeri Tirai Bambu tersebut.
Pengembang Forest City itu mengaku sedang memperluas pemasaran ke kawasan Vietnam, Myanmar, Taiwan, Thailand, Jepang, Dubai, Filiphina, dan Laos. Saat ini, Country Garden juga sudah membuka showroom pemasaran di Singapura, Kuala Lumpur, dan Jakarta.
Pengembangan kota baru Forest City yang dibangun dekat perairan perbatasan dengan Singapura itu dilakukan untuk memanfaatkan kesuksesan Negeri Singa membangun kota metropolitan baru di dekat perbatasan dengan Johor Baru, Malaysia.
Baca Juga
Proyek selama 20 tahun ini pertama kali diumumkan pada 2006, awalnya, kebutuhan investasi ditaksir sekitar 383 miliar ringgit atau US$87 miliar. Sebagian besar investasi awal berasal dari Singapura.
Namun, dalam perjalanannya, beberapa pengembang properti asal China seperti Country Garden dan Greenland Holdings Group Co. bergerak masuk dan mulai mengerdilkan pesaingnya dari Malaysia maupun Singapura.
Country Garden pun meminta untuk membangun Forest City dengan nilai lebih tinggi yakni US$100 miliar. Nantinya, dengan nilai sebesar itu akan dibangun kota bernilai tinggi di atas pulau buatan hasil reklamasi dengan jarak cukup dekat dari perbatasan Singapura.
Proyek itu pun langsung dipasarkan di China, alhasil disebut dalam proses pembangunan sampai saat ini, Country Garden Forest City Malaysia itu sebanyak 90% pembeli properti adalah investor dari China.
Dari sisi pengembang Forest City lainnya, Greenland, sempat menghentikan kosntruksi pembagunan Jade Palace pada November 2016 kemarin. Pengembang itu mengaku tengah mempertimbangkan kepadatan proyek untuk bia membangun lebih banyak lagi.
Dai salah seorang agen properti, Greenland berencana membangun apartemen yang lebih kecil dan selama kunjungan ke proyek itu pada hari kerja di bulan lalu sama sekali tidak ada pergerakan pengerjaan konstruksi bangunan.
Akhirnya, Greenland pun menyatakan secara tertulis kalau pembangunan tidak dihentikan, tetapi sedang mendesain ulang apartemen agar lebih optimal. Untuk itu membutuhkan respon dari pembeli terlebih dahulu.
Pihak pengembang itu enggan membeberkan angka penjualan, tetapi pihaknya mengaku tengah mencari lebih banyak pembeli di luar China.