Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LAPORAN DARI TOKYO: Kata Wapres JK, Dunia Sudah Terbalik

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan transformasi dunia yang saat ini terjadi sungguh tidak pernah terjadi sebelumnya. Asia telah menjadi pusat transformasi dan negara di dalam kawasannya harus mampu menghadapi tantangan.
Wakil Presiden Jusuf Kalla bersiap berpidato dalam Konferensi Internasional ke-23 tentang Masa Depan Asia di Hotel Imperial, Tokyo, Jepang, Senin (5/6)./Antara-Akbar Nugroho Gumay
Wakil Presiden Jusuf Kalla bersiap berpidato dalam Konferensi Internasional ke-23 tentang Masa Depan Asia di Hotel Imperial, Tokyo, Jepang, Senin (5/6)./Antara-Akbar Nugroho Gumay

Kabar24.com, TOKYO — Dunia dinilai telah benar-benar terbalik jika dilihat dari sejumlah negara yang telah mengalami transformasi hingga 180 derajat.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan transformasi dunia yang saat ini terjadi sungguh tidak pernah terjadi sebelumnya. Asia telah menjadi pusat transformasi dan negara di dalam kawasannya harus mampu menghadapi tantangan.

"Posisi negara seakan berbalik, mereka yang menjadi juara globalisasi di masa lalu, menjadi promotor proteksionisme. Sebaliknya, beberapa negara sosialis menjadi pendukung liberalisasi ekonomi," kata Kalla saat memberikan pidato pada 23rd International Conference on The Future of Asia, Senin (5/6/2017).

Kendati saat ini memasuki pertengahan 2017, lanjutnya, dunia belum pulih dari krisis 2008. Perlambatan ekonomi yang berkepanjangan telah menciptakan persepsi benturan antara pemenang dan pecundang globalisasi.

Menurutnya, para ekonom harus menulis ulang buku teksnya. Serupa dengan depresi besar pada 1930-an dan stagnasi global 1970-an, mungkin teori ekonomi baruakan muncul dari krisis saat ini.

Dia berpendapat dunia menjadi lebih inward looking. Beberapa inisiatif utama dalam kesepakatan perdagangan multilateral telah dibatalkan atau ditunda, sedangkan hambatan perdagangan didirikan untuk melindungi industri dalam negeri.

Perdagangan internasional sebagai ciri utama globalisasi menjadikan negara menjadi lebih pragmatis. Keberhasilan perdagangan internasional diukur bukan dengan peningkatan produktivitas dan efisiensi ekonomi, tetapi dengan ukuran surplus perdagangan.

"Jika tren ini berlanjut, kita mungkin akan segera memasuki era de-globalisasi," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper