Bisnis.com, DENPASAR - Indonesia menggelar penanggulangan keadaan darurat tumpahan minyak di laut di Pelabuhan Benoa, Bali, pada 15-18 Mei 2017.
Ada 833 orang personil gabungan yang akan ambil bagian yakni dari Indonesia, Jepang dan Filipina. Mereka melakukan latihan bersama prosedur penanggulangan.
Latihan yang diselenggarakan tiga hari itu dinamakan Regional Marine Pollution Exercise (Regional Marpolex). Mereka dilatih untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kemampuan menanggulangi tumpahan minyak di negara masing-masing. Selain itu, untuk menguji keefektifan Sulawesi Sea Oil Spill Response Network Plan.
Ketua Delegasi Indonesia Jonggung Sitorus di Benoa, Selasa (16/5/2017) mengatakan tujuan lainnya untuk merencanakan, memerintah, mengontrol, menyelenggarakan operasi terkoordinasi pemadaman kebakaran, penyelamatan serta penanggulangan pencemaran minyak.
Indonesia mengirimkan 600 orang personil, 24 unit kapal, 1 helikopter, unit ambulan, sedangkan Filipina melibatkan 230 orang personil, 4 unit kapal, dan Jepang mendatangkan 3 orang personil Ari Japan Coast Guard. Jonggung menjelaskan Regional Marpolex ini merupakan satu-satunya kegiatan latihan penanggulangan tumpahan minyak di Indonesia berskala internasional.
Dia menjelaskan konsep pelatihan menggunakan real situation dimana dikondisikan sesuai dengan keadaan pada saat terjadi nyata keadaaan darurat tumpahan minyak di laut. Konsep latihan yang dilakukan hanya mengujicoba kesiapsiagaan personil dan peralatan dalam penanggulangan tumpahan minyak serta prosedur bantuannya.