Bisnis.com, MOSCOW – Serangan siber secara masif menyasar perbankan dan korporasi lain di Rusia.
Dikutip dari Reuters, Sabtu (13/5/2017), Bank Sentral Rusia—sebagaimana dikabarkan kantor berita Rusia, RIA Novosti—menyatakan bahwa pada Sabtu waktu setempat pihaknya mendeteksi serangan siber tersebut.
Namun, upaya kejahatan itu berhasil digagalkan. “Serangan maya besar-besaran terhadap bank-bank domestik,” demikian keterangan dari kantor berita tersebut.
Media lokal pun melaporkan bahwa serangan tersebut juga menyasar perusahaan perkeretaapian milik negara di Rusia. Namun, perusahaan tersebut juga berhasil mempertahankan diri dari serangan siber tersebut.
Laporan tersebut muncul di tengah munculnya serangan siber berskala global yang memanfaatkan alat peretas, yang diyakini telah dikembangkan Badan Keamanan Nasional (NSA) Amerika Serikat.
Reuters juga melaporkan puluhan ribu komputer di hampir 100 negara telah terinfeksi malware. Serangan tersebut bahkan telah mengganggu sistem layanan kesehatan Inggris dan sistem korporasi berskala global, FedEx.
Peretas menjebak korbannya agar membuka email spam yang tampaknya mengandung faktur, tawaran pekerjaan, peringatan keamanan dan jenis data sah lainnya. Namun, email itu ternyata melampirkan malware berbahaya.
Peretas dalam data enskripsi di kopmputer menuntut pembayaran sebesar US $300 – $600 agar memulihkan akses yang terserang malware tersebut.
Periset dari penyedia jasa keamanan perangkat lunak, Avast, mengatakan pihaknya sudah menemukan sekitar 57.000 komputer yang terinfeksi di 99 negara. Rusia, Ukraina dan Tawaian menjadi menjadi sasaran utama.