Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LAPORAN DARI BEIJING: Indonesia Targetkan Raup Investasi US$40 Miliar di KTT Jalur Sutera

Pemerintah menargetkan meraup total investasi US$40 miliar melalui penawaran sejumlah megaproyek di luar Pulau Jawa dalam perhelatan Belt and Road Forum for International Cooperation (BRF-IC) atau disebut juga KTT Jalur Sutra Abad-21 pada 14-15 Mei 2017 di Beijing, China.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kiri) bertemu dengan Menlu China Wang Yi, di Beijing, China, Sabtu (13/5)./Reuters
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kiri) bertemu dengan Menlu China Wang Yi, di Beijing, China, Sabtu (13/5)./Reuters

Bisnis.com, BEIJING — Pemerintah menargetkan meraup total investasi senilai US$40 miliar melalui penawaran sejumlah megaproyek di luar Pulau Jawa dalam perhelatan Belt and Road Forum for International Cooperation (BRF-IC) atau disebut juga KTT Jalur Sutra Abad-21 pada 14-15 Mei 2017 di Beijing, China.

Menteri Koordinator Luhut Binsar Panjaitan mengemukakan proyek-proyek tersebut menggunakan skema business-to-business atau akan dikelola swasta, bukan pinjaman kepada pemerintah (loan). Sementara, wilayah proyek akan difokuskan di luar Jawa untuk pemerataan pembangunan.

“Seperti Manado, Bitung dan Gorontalo, Kalimantan Utara dan Kuala Tanjung, Sumatra Utara. Tidak ada urusannya ke siapa, yang mana saja silakan. Kami tawarkan ke siapa saja yang bisa memberi bunga rendah, skema bagus dan paling menguntungkan kita, ” kata Luhut di Beijing, Sabtu (13/5/2017).

Luhut mengatakan Bitung memiliki potensi kemaritiman yang sangat besar melalui transportasi laut dan kepariwisataan sehingga membutuhkan investasi besar. Secara prospek, Menko Maritim mengklaim Bitung juga tergolong melaju kencang dengan pertumbuhan wisatawan hingga 400% dibanding tahun sebelumnya.

“Jadi dari situ kita konektivitas lagi ke Indonesia Timur lagi. Dan itu Bitung itu tegak lurus sampai ke selatan, sampai ke Darwin. Itu akan menjadi satu jalur dagang sendiri, dan nanti ke utara akan sampai ke Jepang dan China. Itu lebih dekat jaraknya daripada [melalui] Jakarta.

Berikutnya, Pemerintah juga akan menawarkan perluasan kerja sama pembangkit listrik tenaga air atau hydropower di Kalimantan Utara yang ditargetkan mencapai kapasitas 7.700 megawatt. Luhut mengatakan pembangunan tersebut rencananya akan dilakukan 3 tahap sebesar masing-masing 2.000 MW sebagai penopang kawasan industri pemurnian mineral (smelting) seperti aluminium.

“Kalau hydropower kan Cuma 2 sen per kwh, jadi murah. Nah, misalnya Australia cari aluminium, ngapain dia ke China kalau di situ [Kaltara] ada kan lebih dekat? Jadi industri kita dengan turunannya nanti akan lebih bagus di sana,” tuturnya.

Ketiga, Luhut menyatakan Sumatra Utara juga menjadi fokus daerah yang dijadikan tujuan investasi. Dia menyebutkan, setelah Port of Rotterdam, investor dari Belanda, masuk dengan investasi total US$1,5 miliar di Kuala Tanjung, kini Pemerintah menawarkan proyek konektivitas jalan raya, tol dan kereta api.

Dia menyebutkan, dari Kuala Tanjung sampai Sibolga via Danau Toba dan Parapat rencananya akan dibangun kompleks properti dan destinasi wisata. Sehingga, lanjutnya, proyek konektivitas akan menjadi sendi utama yang sangat menjanjikan.

"Sumatra Utara memang sudah sebagian, tapi sekarang tambahan ke bawah lagi kan perlu lagi dampak dan kita ajak kerja sama saja jadi business-to-businees jadi tidak akan memberatkan utang luar negeri kita. Jadi rasio hutang terhadap PDB itu kita maintain sekitar 27%,” kata Luhut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arys Aditya
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper