Bisnis.com, JAKARTA-Pameran buku, Islamic Book Fair 2017, yang berlangsung selama 5 hari di Jakarta Convention Center, Jakarta, telah berakhir kemarin, Minggu (7/5/2017), dengan meninggalkan beraneka kesan pengunjungnya.
Tentu, kesan pengunjung dapat menjadi masukan yang positif bagi penyelenggara, dalam upaya meningkatkan kualitas pameran mendatang, demi untuk menyenangkan mereka yang setiap tahun mendatangi pameran tahunan yang kini memasuki tahun ke-16.
Bagi pengunjung, tentu ada yang merasa senang dengan kepindahan tempat penyelenggaraan Islamic Book Fair (IBF) dari lokasinya selama ini di Istora Senayan Jakarta ke tempat yang baru di Jakarta Convention Center (JCC).
Diantara alasannya karena di tempat baru itu terkesan IBF naik kelas, mengingat berbagai event besar skala nasional dan internasional, baik convention maupun exhibition, banyak digelar di JCC. Tidak demikian dengan Istoran Senayan.
Ardhiyansah, pengunjung dari Bekasi, mengatakan IBF naik kelas dari semula di tempat olah raga, yaitu di Istora Senayan, sekarang benar-benar berada di tempat pameran yang sebenarnya.
“IBF naik kelas, tidak lagi diselenggarakan di tempat olah raga yang disulap menjadi tempat pameran. Walaupun untuk itu pengunjung sekarang harus membayar tiket masuk Rp5.000 per orang,” katanya, Senin (8/5/2017).
Walaupun harus membayar tiket masuk, tidak seperti saat di Istora Senayan yang gratis, antusias masyarakat Jakarta dan daerah sekitarnya untuk menyaksikan IBF tetap tinggi, yang antara lain terlihat dari padatnya pengunjung.
Walaupun pengunjung berjubel, namun desain interior dari bangunan JCC sangat mendukung fungsi pendingin ruangan yang ada, sehingga dapat dirasakan dengan baik kesejukannya oleh pengunjung yang merasa lebih nyaman.
Namun, tidak sedikit pengunjung yang merasa kurang nyaman dengan lokasi baru penyelenggaraan pameran buku yang diikuti ratusan penerbit dari dalam dan luar negeri, karena tidak ada tempat untuk duduk istirahat seperti di Istora Senayan.
“Kalau capek keliling melihat-lihat buku yang dipamerkan, kami bisa menepi ke tempat duduk yang berjajar melingkar di Istora Senayan. Kami pun bisa membuka bekal, makan di sana,” kata Dhany Taftahzani, seorang pengunjung.
Sementara itu Tatang Sundesyah, anggota panitia IBF 2017 menyatakan pameran buku yang dihelat Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) DKI Jakarta, sudah memiliki brand yang kuat, sehingga diselenggarakan di mana pun akan dipadati pengunjung.
Para pengunjung pun tidak mempersoalkan tarif Rp5.000 per orang untuk masuk arena IBF, demikian juga waktu penyelenggaraan pameran yang berkurang setengah menjadi 5 hari, atau lebih pendek dari pada saat masih diselenggarakan di Istora Senayan selama 10 hari.
Namu, pihak panitia IBF 2017 telah lebih awal mensosialisasikannya secara luas mengenai waktu penyelenggaraan pameran dan kebijakan pengunjung dikenakan tiket masuk yang nilainya relatif sangat kecil dibanding manfaat yang didapat.
Selama berada di arena pameran IBF, pengunjung tidak hanya mendapatkan buku-buku berkualitas dengan harga bersaing, tetapi mereka antara lain bisa mengikuti berbagai kegiatan hiburan, kajian keagamaan dan acara bedah buku bersama para penulis buku best seller.